JAKARTA - Megan Anna Rapinoe adalah pesepak bola profesional AS berpengalaman yang dedikasinya menghasilkan sejumlah gelar bagi tim "Stars and Stripes". Sebut saja; medali emas di Olimpiade London 2012 serta Piala Dunia 2015 dan 2019.
Selain itu, pesepak bola yang berasal dari California ini juga muncul sebagai pembela hak-hak komunitas lesbian dan gay serta beberapa organisasi LGBT. Sekarnag kita simak profil singkatnya.
Bakat vs narkoba
Brian Rapinoe, kakak Megan menginspirasinya untuk mulai bermain sepak bola. Namun, dia mulai menyalahgunakan narkoba dan selain menghabiskan waktu di pusat penahanan remaja dia juga ditahan di beberapa penjara negara bagian.
Akibatnya, ia menggunakan sepak bola sebagai sarana untuk melarikan diri dari penyalahgunaan narkoba yang biasa terjadi di daerah tersebut.
Bersama saudara perempuannya Rachael, Megan mendaftar di Universitas Portland, Oregon, di mana dia menjadi bagian dari tim sepak bola yang akhirnya memenangkan Kejuaraan Sepak Bola Wanita Divisi I NCAA.
Sejak saat itu, ia diprediksi memiliki masa depan yang menjanjikan. Namun, cedera ligamen lutut membuatnya ragu untuk melanjutkan kariernya sebagai atlet.
BACA JUGA:
Duta besar sepak bola
Untungnya, ketabahan mentalnya membantunya pulih. Pada tahun 2009, dia menyerahkan musim terakhirnya di universitas untuk memasuki Draf Sepak Bola Profesional Wanita pertama, di mana dia dipilih oleh Chicago Red Stars, sebuah klub tempat dia kemudian menjadi ikon sepak bola di dalam dan luar negeri mengingat ia juga bermain di Australia.
Tingkat persaingan Megan Rapinoe yang tinggi sebagai pemain di jajaran tim seperti Chicago Red Stars, Philadelphia Independence, Sydney F. C. dan Seattle Sounders, berarti bahwa merek sponsor penting seperti Nike, Samsung, Visa, BodyArmor, Hulu, Bares Luna dan Victoria's Secret, telah memusatkan perhatian mereka kepadanya.
Pakar keuangan memperkirakan, antara gaji yang diterima di klub tempat dia bermain dan di tim nasional AS, serta dari sponsor, Rapinoe mengumpulkan kekayaan bersih lebih dari 5 juta dolar (Rp74,97 miliar).