Bagikan:

JAKARTA – AS Roma dan Feyenoord bakal bentrok di final Liga Conference UEFA 2021/2022. Ini kesempatan bagi kedua tim merebut tempat mereka di dalam sejarah kompetisi tersebut dan Eropa.

Tim asal ibu kota Italia dan wakil Belanda itu akan berkumpul di Air Albania Stadium, Tirana, Albania, pada Kamis, 26 Mei pukul 02.00 dini hari WIB. Laga ini adalah final edisi perdana kompetisi level ketiga di Eropa itu.

Untuk itu, pemenang dari ajang ini bakal mengukir sejarahnya di Benua Biru. Bagi Roma ini adalah kesempatan ketiga mereka untuk merebut trofi perdana di Eropa setelah memenangi Inter-Cities Fairs Cup di tahun 1961.

Namun, turnamen pameran di Eropa tersebut sudah tidak digelar lagi sejak 1971. Setelah menjuarai ajang itu, tim berjuluk ”Serigala Ibukota” masih berusaha menancapkan taring mereka di Eropa setelah melewatkan dua kesempatan sebelumnya.

Tim yang bermarkas di Olimpico itu mendapat kesempatan pertama saat mereka melaju ke final European Cup (sekarang Liga Champions Eropa) di tahun 1984. Namun, impian mereka hilang setelah dibungkam Liverpool.

Kesempatan berikutnya datang tujuh tahun kemudian di 1991 saat mereka mengantongi tiket final UEFA Cup (sekarang Liga Europa). Lagi-lagi nasib baik belum memihak mereka sehingga dibungkam sesama tim Serie A Italia, Inter Milan.

Lain cerita bagi Feyenoord yang punya sejarah panjang baik di Liga Champions Eropa dan Liga Europa. Partai ini menjadi kesempatan emas bagi ”Klub dari Selatan” membuat sejarah sebagai tim pertama yang mengangkat tiga trofi turnamen antar klub Eropa saat ini.

Feyenoord sebelumnya tercatat sudah memenangi Liga Champions Eropa dan Liga Europa. Turnamen pertama mereka menangi pada musim 1969/1970, sedangkan yang kedua mereka juarai empat tahun setelahnya di musim 1973/1974 dan 2001/2002.

Kesempatan mengukir sejarah tidak hanya dimiliki kedua klub itu. Pelatih Roma, Jose Mourinho, juga punya kans besar untuk memperkokoh dirinya sebagai pelatih pertama yang memenangi Liga Champions Eropa, Liga Europa, dan Liga Konferensi.

Juru taktik veteran itu akan semakin diakui jika ia bisa memberi Roma gelar. Andai skenario itu berjalan maka ia merupakan satu-satunya pelatih yang memenangi tiga kompetisi antarklub Eropa dengan empat klub berbeda.

Seperti yang diketahui, ”The Special One” sebelumnya sudah punya koleksi dua trofi Liga Champions dan dua trofi Liga Europa. Itu ia capai saat melatih Porto, Inter Milan, dan Manchester United.

Ia mendapat Liga Champions pertamanya saat bersama Porto pada musim 2003/2004. Lalu trofi yang sama kembali ia rengkuh setelah berhasil membawa Inter keluar sebagai juara enam tahun kemudian.

Adapun Liga Europa ia dapat pada musim 2002/2003 bersama Porto dan musim 2016/2017 di Manchester United. Jadi, andai ia sanggup menambahkan trofi Liga Konferensi ke dalam karirnya maka sulit disangkal rekor itu bakal sulit patahkan.

Perkiraan Formasi:

Roma (3-4-2-1): Patricio; Mancini, Smalling, Ibanez; Karsdorp, Cristante, Oliveira, Zalewski; Pellegrini, Zaniolo; Abraham

Feyenoord (4-2-3-1): Marciano; Geertruida, Trauner, Senesi, Malacia; Aursnes, Kokcu; Nelson, Til, Sinisterra; Dessers.