JAKARTA - Saul 'Canelo' Alvarez menderita kekalahan kedua dalam tinju profesionalnya pada akhir pekan lalu usai gagal mengatasi Dmitry Bivol. Dia kalah dengan keputusan bulat.
Meskipun semua kartu penilaian juri menunjukkan Bivol sebagai pemenang di mana hasilnya hampir sama (tiga kali lipat 115-113). Tapi, itu sesuatu yang tidak semua penggemar setujui.
Canelo, yang telah memenangkan gelar dunia dalam empat kelas berat berbeda, naik ke kelas berat ringan, kelas di mana ia jadi penguasa usai mengalahkan Sergey Kovalev.
Tapi, pada duel Minggu kemarin, Bivol adalah tembok yang Canelo temui berkali-kali.
Mike Tyson, yang seperti Canelo sering menghadapi lawan lebih besar, menjelaskan apa yang menyebabkan petinju Meksiko itu kalah.
'Iron' Mike, yang menyaksikan pertarungan itu secara langsung, memberikan pendapatnya tentang duel itu.
“Saya hanya berpikir jika Canelo menggunakan jabnya secara efektif, keras, lawannya tidak akan bisa masuk,” katanya dikutip dari Marca.
“Pria itu (Bivol) masuk karena dia tidak khawatir dengan jab Canelo. Jadi, dia menjadi lebih agresif, dia menjadi berani.
BACA JUGA:
"Jika dia tidak melakukan jabbing, dia tidak memiliki pertahanan. Jika dia tidak melakukan jab, orang itu akan langsung menyerangnya seperti yang dia lakukan."
Untuk itu, Tyson menyarankan Canelo untuk menggunakan jab-nya dalam pertarungan ulang melawan Bivol yang telah direncanakan.
“Ketika dia (Bivol) melakukan jabbing, Canelo seharusnya bergerak, melepaskan jab, mengantisipasi kombinasi. Jika dia melakukan jab, orang itu tidak akan melempar kombinasi," beber Tyson.
"Jika Canelo akan menggunakan jab-nya, saya berdiskusi dengan istri saya (berkata), 'Dia tidak menggunakan jabnya', maka ronde berikutnya saya melihatnya menggunakan jabnya itu pasti karena pelatihnya mengatakan hal yang sama kepadanya.
"Saya percaya jika dia menggunakan jabnya, itu akan menjadi pertarungan yang berbeda."
Menurut Canelo, dia akan lebih agresif di babak final jika dia tahu dia kalah di kartu skor.