Bagikan:

JAKARTA – Mantan bintang tinju Manny Pacquiao sekaligus kandidat presiden Filipina meyakinkan pemilih bahwa dirinya merupakan calon terbaik untuk menjadi orang nomor satu di negara itu.

Saat ini Pacquiao masih punya elektabilitasnya yang rendah dalam jajak pendapat. Sementara itu, calon terdepan saat ini adalah Ferdinand Marcos Jr yang merupakan putra dari mantan diktator kontroversial Ferdinand Marcos.

Kenyataan ini membuat Pacquiao pun mempertanyakan mengapa orang lebih banyak mendukung Ferdinand Marcos Jr sebagai calon terdepan pada pemilihan 9 Mei 2022 nanti. “Pacman” lalu menyoroti penjarahan kekayaan negara selama pemerintahan otoriter dari mendiang ayahnya di periode 1965 sampai 1986.

"Akar masalah negara kita adalah korupsi dan kemudian kita akan memilih kandidat yang telah tercemar korupsi? Apa yang terjadi pada kita sebagai bangsa? Di mana kecerdasan kita?" ujar Pacquiao dilansir Reuters.

Dalam survei terbaru, elektabilitas Pacquiao hanya 6 persen saja. Ia berada jauh di belakang putra mantan diktator yang punya elektabilitas 56 persen.

Pacman yang saat ini menjabat sebagai senator petahana, dikenal menjadikan topik pemberantasan korupsi sebagai inti dari kampanyenya. Ia bahkan bersumpah untuk memperkuat upaya pemulihan miliaran dolar yang hilang sejak jatuhnya kediktatoran Marcos pada 1986.

Keluarga Marcos dituduh menjarah sekitar 10 miliar dolar (Rp143 triliun) selama dua dekade pemerintahan. Jumlah itu dipakai membelanjakan perhiasan, real estat, dan karya seni termasuk milik Pablo Picasso dan Claude Monet.

"Mengapa kami miskin? Karena kita tidak punya uang? Salah. Karena korupsi," kata Pacquiao.

Sejauh ini kubu Marcos belum menanggapi pernyataan itu. Namun, sang kandidat sebelumnya mengatakan dia tidak dapat meminta maaf atas apa yang dilakukan ayahnya.

Selain menyoroti mega korupsi yang dilakukan mantan diktator Marcos, Pacquiao juga berdebat dengan Presiden petahana Rodrigo Duterte terkait sengketa wilayah di Laut Cina Selatan. Mantan juara tinju dunia itu mengatakan wilayah itu tidak akan diganggu oleh China jika ia memenangkan kursi kepresidenan.