JAKARTA - Perjalanan Ronda Rousey dalam seni bela diri campuran telah menentukan tempatnya di UFC Hall of Fame. Pasalnya, dia salah satu perempuan pertama yang bersaing di level tertinggi.
Namun, suatu hari, setelah dikalahkan dalam dua pertarungan, dia memilih untuk meninggalkan octagon untuk memulai tahap baru dalam gulat.
Namun, Julianna Peña, juara kelas bantam UFC, meyakini bahwa kerja keras yang membuat gladiator asal Riverside itu jadi juara perempuan pertama dalam kategori tersebut ternodai dengan cara dia meninggalkan octagon.
"Ronda adalah berita lama, kan? Saya pikir hal yang menakjubkan tentang dia adalah dia membuka pintu dan menghancurkan orang dalam 10 detik, dan dia menjadi bintang karena dia menghancurkan orang di ronde pertama dan itu bagus, tapi dia dikalahkan dua kali dan brutal. Jadi seberapa hebat dia?" kata Pena dikutip dari Marca, Rabu, 6 April.
Tak sampai di situ, petarung Venezuela itu mengeluarkan tantangan yang mungkin tidak akan pernah diterima Ronda.
“Dia harus banting setir ke gulat profesional. Dan saya memahaminya dan saya pikir itu hebat. Tetapi sebagai seorang petarung dan seseorang yang kompetitif, saya tahu bahwa, jauh di lubuk hati, mungkin sangat mengganggunya bahwa dia pergi dengan dua kekalahan KO dan tidak pernah kembali untuk membuat namanya bagus," lanjut dia.
BACA JUGA:
"Jika itu benar-benar mengganggunya dan jika pada akhirnya dia tahu bahwa, Anda tahu, warisannya dihancurkan oleh fakta bahwa dia tidak pernah kembali, maka saya ingin mengundangnya kembali, dan jika dia ingin kembali, saya akan menyambutnya kembali dengan tangan terbuka."
Untuk mempertegas kata-katanya, Pena bahkan menyebut Ronda tidak benar-benar bertarung karena gulat pro adalah kebohongan.
"Sekarang dia semacam lelucon di dunia MMA, karena dia adalah, apa katanya? Dia laris, karena gulat pro palsu, Anda dibayar jutaan dolar untuk membuat kebohongan. Dan jika Ronda ingin mencoba pertarungan sesungguhnya lagi, saya siap," tutupnya.