Bagikan:

JAKARTA – Kasus petenis Novak Djokovic terkait visa di Australia benar-benar menarik banyak perhatian. Seorang dominatriks bahkan ikut memperhatikan kasus tersebut dengan memberikan tawaran kencan dengan sang bintang.

Dominatriks adalah perempuan yang mendominasi dalam aktivitas seks yang tidak umum seperti bondage dan sadomasochist.

Estee, demikian nama si dominatriks, menambah kehebohan atas kasus Djokovic tersebut lewat media sosial TikTok. Ia menawari Djokovic untuk bisa menghabiskan waktu bersamanya selama masa karantina di Australia.

Dalam unggahan di TikTok, Estee menampilkan video sedang juggling bola menggunakan raket dan mengenakan pakaian tenis. Klip video itu berlanjut memperlihatkan Estee dalam balutan pakaian seorang dominatriks.

Unggahan itu diberi keterangan, “Novak Djokovic dapat menghabiskan waktu di tahanan bersama saya sambil menunggu banding deportasinya.”

Sementara itu, pada video yang menampilkan Estee berpakain dominatriks juga disertai teks yang berbunyi, “Novak Djokovic. Anda malahan dapat karantina dengan saya. Anda juga dapat memainkan Estee Open sebagai gantinya.”

Estee telah memposting beberapa video di TikTok kepada 20 ribu pengikutnya sejak ia mengklaim bahwa seorang pemain Manchester City pernah mengunjunginya setelah kemenangan 7-0 klub atas Leeds United pada 14 Desember.

Djokovic mendarat di Dubai pada Minggu malam setelah dideportasi dari Australia. Dia kehilangan kesempatan untuk memenangkan rekor grand slam ke-21 setelah dipaksa meninggalkan Negeri Kanguru itu.

Visa Djokovic pertama kali dicabut tak lama setelah dia tiba di Melbourne pada tanggal 6 Januari. Petugas Pasukan Perbatasan Australia mengatakan dia telah “gagal memberikan bukti-bukti yang cukup” untuk menerima pengecualian vaksin.

Setelah itu petenis 34 tahun ini ditahan selama berhari-hari di sebuah hotel imigrasi. Visa Djokovic kemudian dikembalikan oleh seorang hakim dan memerintahkan supaya ia dibebaskan.

Namun pada Jumat, 14 Januari, Menteri Imigrasi Alex Hawke untuk kedua kalinya mencabut visa Djokovic berdasarkan ketentuan lain dalam Undang-Undang Migrasi Australia. Pemilik 20 grand slam itu pun akhirnya dideportasi usai kalah banding.