<i>Happy Record Store Day 2021</i>: Kisah Klasik di Balik Rilisan Fisik
Record Store Day 2019 (Instagram/@recordstoredayindonesia)

Bagikan:

JAKARTA – Pada 2007, para pemilik toko musik di Amerika Serikat (AS) berkumpul. Mereka menggagas sebuah perayaan terhadap rilisan fisik karya musik. Hari raya itu mereka sebut Record Store Day. Hajat ini berkembang ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Record Store Day pertama di Indonesia digelar pada tahun 2012. Bermula dari Monka Magic, sebuah toko kecil di sudut toko buku legendaris, Aksara, Kemang, Jakarta Selatan, Satria Ramadan dan rekannya Mayo menggagas perhelatan ini di Tanah Air.

Berawal dari perayaan kecil, Record Store Day Indonesia berkembang. Bertahun-tahun sejak itu mereka rutin menggelar Record Store Day di setiap 21 April. Hari perayaan Record Store Day sendiri sejatinya sempat mengalami perubahan.

Di awal-awal perayaannya di di AS, Record Store Day dihelat tiap 19 April. Namun perayaan Record Store Day bergeser ke 21 April atau di setiap pekan ketiga April. Perayaan Record Store Day juga mengalami perubahan-perubahan di era pandemi.

Zeke and the Popo dalam Record Store Day 2019 (Instagram/@recordstoredayindonesia)

Tahun 2020 lalu, Record Store Day di Indonesia digelar pada 20 Juni. Formatnya pun mengalami modifikasi. Record Store Day digelar dalam skala lebih kecil. Aksi panggung para musisi digantikan dengan spinning session.

Record Store Day juga menerapkan skema RSD Drops. Para musisi dan label dapat men-submit rilisan mereka ke alamat email Record Store Day. Rilisan-rilisan itu kemudian dipajang dan dijual di acara Record Store Day.

Rilisan di Record Store Day 2021

Record Store Day 2019 (Instagram/@recordstoredayindonesia)

Tahun ini skemanya tak banyak berbeda. Record Store Day 2021 akan digelar di Tujuhari Coffe, Jakarta Selatan. Adapun rilisan-rilisan yang tersedia adalah:

  • Deni Taufiq Adi/Lemah Letih Lesu/Tarsius Records
  • Jemala/St. Germain/Self Released
  • Mutombo/Dreadfully Yours/Tarsius Records
  • Hindia/Bayangan/PHR Records
  • Mocca/Day By Day/PHR Records
  • Lazysofia/When You're Mad/Tarsius Records
  • Christian Putra/Ardor/Tarsius Records
  • Carrom Club/Self Released
  • Ocean Blender/Indonesian Shoegazer Compilation vol.2/Anoa Records
  • Dive The Lions: a shoegazing split of Dive Collate (Indonesia) & The Lions Constellation (Spain)/Anoa Records
  • Galvanmik x SCND/Self Released
  • Humsikk/Teenage Sound/Tarsius Records
  • Planetbumi/The Rest and The Worst of../Tarsius Records
  • Compadres/Mannasiya Records
  • Various Artists (Dhira Bongs, Vira Talisa ft. ADORIA-MLDJAZZPROJECT S01, Aya Anjani ft. Parlemen Pop, Mondo Gascaro ft. Andien, Kurosuke)/Lagu Baru Dari Masa Lalu/Irama Nusantara (fully support by MLDSPOT)
  • Sedaka Twist/Chandrabaga Records
  • Koil/Second Installment/Warkop Musik

Selain musik-musik di atas, ada beberapa rilisan eksklusif yang disiapkan dalam acara ini. Rilisan itu datang dari Sunwich, dengan album berjudul Storage rilisan label SRM. Unit psikedelik pop dari Ivy League Music, Ranu Pani merilis Keberangkatan.

Selain itu, Eleventwelfth merilis CD Everything After garapan label Jepang, Water Slide Records. Dan yang teristimewa, rilisan terbaru Sore, Real, Is It. Lagu ini jadi karya terbaru pertama setelah dua tahun lalu mereka merilis EP, Mevrouw.

Tentang Real, Is It dari Sore

Yang menarik, lagu Real, Is It ternyata sudah berusia 25 tahun, lebih tua dari Sore sendiri. Lagu itu ditulis sang basis, Awan Garnida pada tahun 1996.

Lagu itu ditulis Awan dengan judul Is It Real. Dua personel Sore lain, Ade Paloh dan Bemby Gusti kemudian memberi sentuhan mereka pada karya lawas Awan.

Jadilah lagu itu dirilis dengan judul Real, Is It. Ade Paloh, dalam keterangan yang dirilis Sore mengisahkan lagu ini adalah gambaran tentang perasaan seseorang yang sedang PDKT dengan lawan jenisnya.

Sore (Instagram/@sorezeband)

Ade menggambarkan perasaan itu sebagai putaran imaji di antara keduanya. "Lagunya menceritakan tentang pertanyaan pertanyaan kita kalo lagi deket sama seseorang dan tidak terjawab," tutur Ade.

"Yang akhirnya pertanyaan pertanyaan itu hanya bisa berputar di dalam pikiran kita, seolah olah seperti orang yang sedang berdansa," tambahnya.

Proses pengkreasian Real, Is It juga melibatkan nama produser film, Tia Hasibuan. Jika kita mendengar suara ukulele di awal lagu, itulah sentuhan Tia.

Sejumlah nama lain juga terlibat, seperti Jason Warowuntu yang bermain kibor, Gilang Pramudya mengisi gitar, dan Adhi Rahman sebagai backing vocal. Di Record Store Day 2021, Real, Is It akan dirilis dalam format CD dengan jumlah terbatas.

*Baca Informasi lain soal MUSIK atau baca tulisan menarik lain dari Yudhistira Mahabharata.

BERNAS Lainnya