JAKARTA - Normani Hamilton buka-bukaan soal masa lalunya yang cukup berat di Fifth Harmony. Kini berkarier solo, Normani bersyukur bisa melewati semua ini.
Bicara kepada Rolling Stone, ia menceritakan berbagai pengalaman tak menyenangkan hingga beban yang dipikul sebagai seorang entertainer. Ia juga sempat menjadi sasaran rasisme dari berbagai pihak, bahkan dari fans grupnya sendiri.
Berkaca dari hal itu, Normani merasa bangga ia bisa bertahan. Apalagi saat itu ia masih terbilang muda.
"Kami sangat polos saat itu, dan kadang harus menghadapi kenyataan yang kadang tak realistis. Aku yakin kami telah melakukan hal terbaik yang kami mampu, dan aku bangga dengan itu," jelasnya dilansir dari NME.
Dalam menyikapi masa-masa sulit itu, Normani berusaha keras melupakan banyak hal yang menyedihkan.
BACA JUGA:
"Banyak hal yang aku tak ingat karena aku berusaha menguburnya. Itu adalah cara yang kulakukan untuk melindungi diriku sendiri dari semua hal. Secara garis besar, aku melihat upaya kami untuk menghadapinya tidak begitu buruk," paparnya.
Semua keresahan itu ia gambarkan melalui album solo berjudul 'Dopamine'. Ia berusaha memperbaiki diri, belajar dari masa lalu dan menatap masa depan melalui karya musik.
"Bagiku, album ini adalah representasi semua hal yang kulalui di masa lalu hingga sekarang. Album ini aku rayakan sebagai sebuah kebebasan," pungkas Normani.