Bagikan:

JAKARTA - Kedatangan Taylor Swift dalam rangka The Eras Tour di kawasan Asia Tenggara menjadi pertanyaan. Pasalnya, pelantun Love Story itu hanya tampil di Singapura.

Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin jadi orang yang mempertanyakan keputusan tersebut. Dia menyebut adanya kesepakatan agar Taylor Swift tidak tampil di negara Asia Tenggara selain Singapura.

Berbicara dalam iBusiness Forum 2024 di Bangkok, Srettha mengaku mendapat informasi dari promotor AEG, dan mengklaim bahwa dia diberitahu bahwa pemerintah Singapura menawarkan $2 juta hingga $3 juta atau setara Rp31,3 miliar hingga Rp46,9 miliar per pertunjukan sebagai imbalan atas eksklusivitas.

“Pemerintah Singapura cerdik,” kata Srettha Thavisin, melansir Sky News pada Minggu, 18 Februari.

“Jika dia datang ke Thailand, akan lebih murah untuk menyelenggarakannya di sini, dan saya yakin dia akan mampu menarik lebih banyak sponsor dan wisatawan ke Thailand. Meskipun kami harus mensubsidi setidaknya 500 juta baht (Rp219 miliar), itu akan bermanfaat.”

Lebih lanjut, Srettha mengatakan dirinya akan berusaha membawa Taylor Swift jika kenyataannya seperti itu. Ia menyebut konser musik memberi nilai tambah.

“Jika saya mengetahui hal ini, saya akan membawa pertunjukan tersebut ke Thailand. Konser dapat menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian,” katanya.

Sebagai informasi, Taylor Swift sedianya akan menampilkan pertunjukan pertamanya di Thailand pada tahun 2014, namun dibatalkan karena kerusuhan politik.

Taylor Swift awalnya hanya dijadwalkan untuk tampil dalam tiga pertunjukan di Singapura pada tahun 2024, namun promotor AEG Presents Asia mengumumkan tanggal tambahan menjadi enam hari pertunjukan, yang mana tiketnya sudah terjual habis.