Bagikan:

JAKARTA - Ndhank Surahman Hartono, eks gitaris Stinky melarang mantan bandnya dan juga Andre Taulany membawakan lagu-lagu ciptaannya, termasuk dua lagu yang menjadi hits di akhir tahun 1990an, Mungkinkah dan Jangan Tutup Dirimu.

Bagi Ndhank, royalti yang didapat dari kedua lagu tersebut terlampau kecil. Setelah keluar dari Stinky, ia mengaku mendapat sekitar Rp200 ribu sampai Rp500 ribu.

Mengambil contoh penampilan Stinky saat acara tahun baru, Ndhank mengaku mendapat royalti sebesar Rp500 ribu dari Stinky.

“Stinky kan kemarin tanggal 1 (Januari) dan itu mereka memang masih kirim saya, mereka masih transfer senilai Rp500 ribu,” kata Ndhank kepada awak media di Cinere, Depok, Selasa, 2 Januari.

Ndhank merasa royalti dari lagu-lagu ciptaannya terlalu kecil. Dia tidak mendasarkan pembayaran royalti berdasarkan total penjualan tiket sebagaimana yang diatur, namun melihatnya berdasarkan pendapatan yang didapat penampil.

“Tidak layak, sedih sekali, sementara saudara Andre bisa manggung kita tahu nilainya berapa, Stinky juga rate-nya (bayarannya) juga 50 (juta) ke atas. Ya mungkin teman-teman bisa nilai, dengan bayarannya seperti itu apakah pantas?” katanya.

Lagipula, Ndhank mengaku baru mendapat royalti dari setiap penampilan Stinky belum lama ini. Sudah sejak lama ia tidak mendapat royalti dari lagu-lagu ciptaannya.

“(Dapat royaltinya) sejak saya rehat, belum lama kok. Masih bisa dihitung dengan jari berapa kalinya,” ujar Ndhank.

“Baru ada beberapa kali dan secara nominal memang itu jauh menurut teman-teman, bisa dibilang nggak layak nilainya,” sambungnya.

Menurutnya, pelarangan ini bukan sekedar soal uang. Dia ingin mempertahankan haknya sebagai seorang penulis lagu.

“Di sini saya tidak bicara tentang uang, bicara tentang hak dan moral, karena memang di situ ada hak yang harus saya terima,” pungkas Ndhank.