JAKARTA – Jumat, 17 Februari 2023, kami tiba di Wow Cafe, Jakarta Selatan, pukul 19.00 WIB untuk menjadi saksi lahirnya single anyar dari unit rap rock Tanah Air, Saint Loco, bertajuk Akhir Setiap Mula. Kami datang tepat waktu sesuai jam berlangsungnya acara agar tak ketinggalan Konser Release Party tersebut semenit pun.
Namun, ternyata kami datang terlalu cepat lantaran belum satu pun band pembuka yang menginjakkan kaki mereka di panggung. Band-band pembuka itu di antaranya adalah M.i.n.t., Ghoss, dan Bemind. Walaupun pada akhirnya Bemind sama sekali tidak hadir.
Sementara itu, M.i.n.t dan Ghoss, akhirnya tampil menghangatkan suasana pada pukul 21.45 WIB. Masing-masing dari mereka membawakan sekitar 4-5 lagu andalannya dengan tata suara dari Wow Cafe yang tak seheboh namanya. Suara yang timbul tenggelam terjadi beberapa kali saat mereka menunjukkan tajinya. Kami lantas berharap, semoga saat Saint Loco tampil, masalah-masalah seperti ini tidak terjadi.
Dua band pembuka sudah menjalankan tugas mereka. Kini, saatnya Saint Loco melontarkan celotehan rap-nya. Namun, sebelum itu, mereka melakukan soundcheck yang cukup lama. Wajar sih, band-band sebelumnya kan mengalami masalah tata suara saat tampil.
Pada momen itu, kami juga salut dengan 'kicauan' pembawa acara yang semakin melantur untuk menghibur para penonton yang menunggu. Usai soundcheck, Saint Loco segera memulai aksinya. Para penonton pun menyambut mereka dengan tepuk tangan meriah.
BACA JUGA:
Para personel yang muncul di atas panggung itu di antaranya adalah Anindya Dimas Pramadhyana (vokal), Berry Manoch (rap), Timotius Firman (DJ), Iwan Hoediarto (gitar), Gilbert Joshua (bass), Nyonk Webster Manuhutu (drum), dan additional guitarist-nya yaitu Asido Sigit.
Dimas membuka penampilan Saint Loco dengan teriakkan parau pada lagu Di Balik Pintu Istana. Suara itu sontak memantik para penonton untuk berdiri dari kursinya. Para personel lain bahkan bergerak di atas panggung layaknya kerasukan. Aksi ini tentu menimbulkan efek positif untuk menghidupkan suasana konser. Lantas, Dimas mengakhiri lagu pertama dengan tendangan yang mengarah ke drum Nyonk.
Berikutnya, Saint Loco meng-cover lagu Nakal dari GIGI. Penampilan mereka ini dibuka dengan perkataan ‘panas, panas, panas, panas’ yang dijawab para penonton dengan ‘badan ini’ secara berulang. Mereka memulai lagu itu dengan energik, lebih bertenaga dari aslinya dengan musik dan vokal scream yang menimpali.
Dimas ternyata memiliki suara tinggi dan scream memukau. Jujur, kami belum pernah menonton Saint Loco sejak Dimas didaulat sebagai vokalis. Menuju akhir lagu yang kian mendekati klimaks, masalah lain muncul lagi saat suara gitar mati total. Untungnya, bisa segera teratasi.
Nomor selanjutnya kembali cover, kali ini lagu Bebas dari Iwa-K. Sing a long para penonton pun turut menghiasi sepanjang lagu. Namun, kali ini masalah timbul dari mik Dimas yang mati mendekati ujung lagu. Beruntung masih ada Tius dan Berry yang ikut bernyanyi. Sehingga lagu ini pun ditutup dengan cukup baik.
Setelah itu, untuk memulai lagu keempat, Tius membuka jaketnya lebih dulu karena suasana semakin panas. Ini terlihat dari peluh para personel yang mengalir deras di sekujur tubuh.
Lagu Akhir Setiap Mula lah yang ditunggu-tunggu para penggemar. Namun, sebelum memulai, Dimas menceritakan lebih dulu bahwa lagu ini dia buat untuk sang mama tercinta. Sekaligus, ia juga memperkenalkan keluarganya yang hadir pada acara ini.
Selanjutnya, Akhir Setiap Mula pun dimainkan. Ini adalah lagu paling berbeda dari sekian banyak nomor pada konser ini. Karena, pada lagu ini Saint Loco terasa lebih sendu dibandingan lagu-lagu sebelumnya.
Selain itu, suara gitar Iwan terasa lebih melankolis. Walaupun distorsi tipis sempat menghujam sesekali pada bagian reff. Vokal Dimas pun tampil memikat dengan suara tingginya. Dengan tempo yang lebih lambat, sepertinya lagu ini ditujukan agar para personel bisa beristirahat di tengah konser.
Pementasan berlanjut dengan membawakan lagu kelima yaitu Nirmala. Kali ini mereka kembali mengentak para penonton dan membuatnya menganggukkan kepalanya lebih cepat.
Kemudian, di nomor enam yaitu Nakl. Nuansa sequencer dan rap dari Berry sangat mendominasi sepanjang lagu. Dimas pun tampil semakin liar dengan menaiki meja penonton paling depan. Akhirnya, lagu ini berakhir dengan klimaks yang disambut oleh gemuruh tepuk tangan penonton yang lebih keras dari lagu-lagu sebelumnya.
Lagu selanjutnya adalah yang paling terkenal dari Saint Loco, Terapi Energi. Bahkan, kami masih mengingat jelas bagian 'nikmati musik ini' yang dulu sering menghampiri lewat tayangan video klip di televisi. Namun, kali ini temponya terasa lebih cepat dari versi sebelumnya.
Usai itu, set ditutup dengan lagu Hiprock dan cover Bento dari Iwan Fals. Tentunya, dua lagu tersebut mengakibatkan suasana semakin tak terkendali, baik itu dari para personel maupun penonton. Sembilan nomor dibawakan Saint Loco dengan intens.