JAKARTA - Satu unit mobil Bugatti EB110 akan dilelang oleh RM Sotheby. Namun, ini bukan sekadar mobil biasa melainkan merupakan Super Sport Prototype yang hanya dirakit tujuh unit di dunia.
Model EB110 ini lahir dalam rangka memberikan penghormatan kepada pendiri dari jenama ini, yakni Ettore Bugatti yang ke-110 tahun. Supercar ini hadir dengan beberapa tipe, namun Super Sport Prototype memiliki berbagai kisah menarik.
Melansir dari rumah lelang ini, Rabu, 31 Juli, mobil ini diambil dari basis EB110 GT dan diperkenalkan pertama kalinya pada Geneva Salon pada 1992 lalu. Kemudian, supercar tersebut dikembangkan agar performanya lebih dioptimalkan.
Bugatti melakukan penghematan bobot dengan menguranginya hingga lebih dari 330 pon atau sekitar 150 kg serta tenaganya yang ditingkatkan melebihi varian GT.
Dengan mempertahankan mesin 3,5 liter quad-turbocharged V12 yang dipasangkan dengan transmisi enam percepatan manual, Super Sport dapat menghasilkan tenaga hingga 603 dk dan berakselerasi dari 0 ke 97 km/jam dalam 3,2 detik serta top speed hingga 221 mpj atau 355 km/jam. Ini menjadikannya salah satu supercar tercepat pada masanya.
Setelah dipamerkan dalam gelaran Geneva Salon 1992, mobil yang dikenal sebagai S4 ini adalah EB110 pertama yang dibuat khusus untuk varian Super Sport. Kemudian, supercar tersebut dijadikan alat promosi Bugatti serta sebagai prototipe untuk menyempurnakan desain dari model ini.
Kemudian pada tahun 1993, mobil tersebut kembali dipamerkan bersama dengan 3 unit EB110 GT dan konsep EB112 pada presentasi merek resmi di Ark Hills Complex, Tokyo, Jepang. Liputan media yang intens menjadikan presentasi tersebut sukses besar dan membantu memperkuat kehadiran Bugatti di negara tersebut. Bahkan, mobil ini pernah tampil di majalah Super CG untuk edisi musim panas di tahun tersebut.
Setelah itu, pabrikan dari Perancis ini membawa EB110 Super Sport Prototype ke Nardo Ring, Italia. Tempat tersebut merupakan sirkuit pengetesan untuk mobil berkecepatan tinggi dengan jarak 23 km. Bugatti membawa supercar ini sekaligus memastikan bahwa EB110 adalah mobil tercepat di dunia.
Seperti yang didokumentasikan, EB110 tersebut mampu mencapai kecepatan hingga 351 km/jam sekaligus mengukuhkan posisinya sebagai mobil tercepat di dunia kala itu.
BACA JUGA:
Setelah melakoni pengujian tersebut, pabrikan menyadari potensi perluasannya di Jepang dan kemudian dijual kepada pembalap legendaris Jepang bernama Sokichi Shikiba. Ia merupakan pemenang Grand Prix Jepang pada 1964 lalu.
Selain itu, Shikiba juga dikenal sebagai raja balap yang cukup dihormati di kalangan komunitas supercar Jepang sehingga menjadikannya sebagai duta bagi Bugatti di negara tersebut.
Ia mempertahankan model tersebut selama sisa hidupnya, mulai dari rutin ditampilkan dalam acara pertemuan Japan Bugatti Club di Tokyo hingga merawatnya dengan cermat hingga ajal menjemputnya pada 2016 lalu.
Mobil tersebut dipindahkan ke Australia untuk mendapatkan beberapa perawatan, termasuk pembersihan seluruh panel yang dikerjakan oleh City Auto Group of Geelong, Victoria.
Kemudian, EB110 Super Sport tersebut mendapatkan sejumlah perawatan yang intens. Dalam dokumentasi, mobil ini mendapat servis kopling dan rem pada tahun 2022 dan pemasangan tangki BBM baru pada Februari 2024 yang menghabiskan biaya 20.000 dolar AS (Rp325 jutaan).
EB110 Super Sport Prototype ini hanya mencatatkan jarak tempuh 12.557 km selama masa kepemilikan sebelumnya. Dengan wujud ikonik dengan cerita menarik, tentu mobil ini akan menjadi bahan rebutan para kolektor.
RM Sotheby akan melelang mobil ini yang berlangsung di Monterrey, Kanada pada 15-17 Agustus mendatang. Menurut rumah lelang ini, Bugatti EB110 Super Sport Prototype akan terjual di kisaran 2,4 juta hingga 2,8 juta dolar AS (setara Rp39 miliar hingga Rp45,5 miliaran).