Bagikan:

JAKARTA - Pada hari ini, tepat 216 tahun yang lalu atau 11 Juli 1804, terjadi salah satu duel paling terkenal dalam sejarah Amerika. Wakil Presiden AS Aaron Burr menembak rival politiknya, Alexander Hamilton. Hamilton, seorang Federalis terkemuka dan kepala arsitek ekonomi politik Amerika, meninggal pada hari berikutnya.

Melansir History, Hamilton memandang Burr sebagai oportunis berbahaya. Ia kerap berbicara hal buruk tentang Burr. Ketika Burr mencalonkan diri sebagai wakil presiden pada 1796, Hamilton meluncurkan serangkaian serangan publik terhadap Burr.

Saat itu John Adams yang memenangkan kursi kepresidenan. Pada 1797, Burr meninggalkan Senat dan kembali ke New York.

Pada pemilihan 1800, Thomas Jefferson dan Burr kembali mencalonkan diri. Burr membantu kemenangan Demokrat-Republik dengan menerbitkan dokumen rahasia yang ditulis Hamilton yang mengkritik Presiden Federalis John Adams. Hal ini menyebabkan keretakan di Federalis dan membantu Jefferson dan Burr memenangkan pemilihan dengan masing-masing 73 suara pemilih.

Di bawah prosedur pemilihan yang berlaku saat itu, presiden dan wakil presiden tidak dipilih secara terpisah; kandidat yang menerima suara terbanyak adalah presiden terpilih dan yang kedua adalah wakil presiden. Namun terdapat beberapa teknis pemilihan yang biasa dilakukan, berkembang menjadi krisis konstitusional utama ketika kaum Federalis memberikan dukungan kepada Burr.

Setelah 35 suara yang luar biasa, sekelompok kecil Federalis mengubah posisi dan memberikan suara untuk Jefferson.  

Burr pun akhirnya berhasil menduduki kursi wakil presiden. Tetapi seiring berjalannya waktu, Jefferson dan Burr tidak dapat menyatu. Jefferson memutuskan untuk tidak mendukung pencalonan Burr untuk masa jabatan kedua pada 1804. Tahun itu, keuntungan Federalis New York berkurang drastis setelah Jefferson berkuasa dan meminta Burr untuk menjadi gubernur.

Hamilton masih terus berkampanye melawan Burr dengan penuh semangat. Dalam kampanye, karakter Burr diserang dengan kejam baik oleh Hamilton senydiri maupun orang-orang yang dekat dengannya. Memutuskan untuk mengembalikan reputasinya, Burr menantang Hamilton untuk berduel.

Urusan kehormatan adalah hal biasa di Amerika pada saat itu. Aturan rumit yang mengaturnya biasanya menghasilkan resolusi terhormat sebelum penembakan senjata yang sebenarnya terjadi. Bahkan, Hamilton yang blakblakan pernah terlibat dalam beberapa urusan kehormatan dalam hidupnya, namun dapat menyelesaikan sebagian besar masalahnya dengan cara damai.

Namun, tidak ada lagi cara damai yang bisa Burr dan Hamilton lakukan. Pada 11 Juli 1804, mereka berdua bertemu pada pukul 7 pagi di lapangan duel dekat Weehawken, New Jersey. Tempat itu adalah tempat yang sama di mana putra Hamilton meninggal karena membela kehormatan ayahnya pada 1801.

Ada beberapa laporan yang saling bertentangan tentang apa yang terjadi. Menurut saksi, Hamilton berpikir bahwa duel itu salah secara moral dan dengan sengaja menembakkan senapan ke udara.

Sementara dari saksi Burr, mengklaim bahwa Hamilton menembaki Burr namun gagal. Namun apa yang terjadi selanjutnya disepakati bahwa Burr menembak perut Hamilton dan peluru bersarang di sebelah tulang punggungnya. Hamilton dibawa ke New York dan meninggal di hari berikutnya.

Mengutuk Tindakan Burr

Hanya sedikit urusan kehormatan yang benar-benar mengakibatkan kematian. Rakyat marah oleh pembunuhan seorang lelaki sekelas Alexander Hamilton. Didakwa dengan pembunuhan, Burr, yang masih menjabat sebagai wakil presiden saat itu kembali ke Washington DC di mana ia menyelesaikan masa tahanannya.

Pada 1805, Burr membuat komplotan dengan James Wilkinson, komandan Angkatan Darat AS, untuk merebut wilayah Louisiana dan membangun sebuah pemerintahan independen yang mungkin akan dipimpin oleh Burr.

Dia menghubungi pemerintah Inggris dan tidak berhasil meminta bantuan dalam skema tersebut. Kemudian, ketika masalah perbatasan dengan Spanyol memanas, Burr dan Wilkinson berkonspirasi untuk merebut wilayah di Spanyol untuk tujuan yang sama.

Pada musim gugur 1806, Burr memimpin sekelompok koloni yang dipersenjatai dengan baik ke New Orleans. Hal tersebut mendorong penyelidikan terhadap Jenderal Wilkinson yang dalam upaya menyelamatkan dirinya, berbalik melawan Burr dan mengirim kabar ke Washington menuduh Burr melakukan pengkhianatan. 

Pada Februari 1807, Burr ditangkap di Louisiana atas tuduhan pengkhianatan dan dikirim ke Virginia untuk diadili di pengadilan AS. Pada September, ia dibebaskan karena alasan teknis. Meskipun demikian, opini publik mengutuknya sebagai pengkhianat, dan ia melarikan diri ke Eropa.

Dia kemudian kembali ke kehidupan pribadi di New York, tuduhan pembunuhan terhadapnya dilupakan. Burr meninggal pada 1836.