Bagikan:

JAKARTA - Gagasan tentang seks aman telah bergulir sejak era Yunani Kuno. Pada era itu juga alat kontrasepsi kondom telah digunakan sebagai penangkal penyakit kelamin. Kondom pertama yang tercatat sejarah diketahui terbuat dari kandung kemih kambing.

Sejarah "kondom" pertama kali tercatat dalam manuskrip kuno Illiad oleh Homer pada 3000 SM yang menceritakan sejarah Raja Minos saat memerintah Knossos. Ia adalah tokoh sejarah dari Zaman Perunggu.

Minos, ayah dari Minotaur konon memiliki "ular dan kalajengking" pada air maninya. Dikabarkan ada salah satu gundiknya yang meninggal setelah berhubungan intim dengannya. 

Oleh karena itu, untuk melindungi dirinya dan pasangannya termasuk istrinya Pasiphae, mereka menggunakan kandung kemih kambing yang dimasukkan ke dalam vagina wanita yang melindungi wanita dari penyakit. Namun temuan ini masih dianggap kontroversi. Pasalnya ada argumen lain yang mengatakan bahwa kandung kemih itu justru dipakai oleh Minos sendiri, bukan oleh istirnya. 

Lalu menurut Khan dkk dalam jurnalnya yang bertajuk "The Story of Condom" (2013) sejarah kondom yang lebih meyakinkan lagi tercatat pada era Mesir Kuno tahun 1000. Saat itu ditemukan bukti bangsa Mesir menggunakan linen sebagai pelindung saat berhubungan badan khususnya untuk mencegah penyakit tropis seperti bilharzia. Selanjutnya di Mesir, sarung khusus kelamin pria itu juga menandakan strata sosial yang dibedakan dengan warnanya. 

Kemudian kita pindah ke peradaban Romawi kuno yang banyak memengaruhi peradaban modern. Bangsa Romawi ternyata mirip dengan Yunani, yakni memanfaatkan anggota tubuh hewan seperti kandung kemih atau usus kambing untuk membuat alat pelindung alat kelamin. 

Sementara itu beralih ke wilayah Asia, pada sejarah peradaban China, mereka membuat sarung penis tersebut dari sutra. Orang-orang Chia melumasi sarung tersebut dengan minyak.

Istilah kondom pertama

Sebutan kondom untuk sarung kelamin pria baru populer pada abad ke-18. Seorang petualang asal Italia Giacomo Casanova dalam memoarnya yang berjudul "Histoire de mavie" menceritakan saat itu sudah banyak rumah bordil yang menjualnya kepada pelanggan mereka sebelum berhubungan dengan pelacurnya. 

Mulanya Casanova tidak terbuka dengan gagasan kondom yang ia sebut sebagai "kulit binatang mati". Namun setelah ia baru sadar akan bahayanya penyakit kelamin maka ia mau tak mau harus menggunakannya. 

Kondom mulai dijual secara grosir pada akhir abad tersebut. Bisnis itu menjadi terkenal dan mulai menjamur di London. 

Kondom semakin menjadi komoditas menjanjikan setelah penemu asal Amerika Serikat, Charles Goodyear menemukan teknik vulkanisir karet pada zaman revolusi industri. Teknologi ini memungkinkan membuat bahan yang lebih lunak, tahan lama dan elastis dengan daya tarik yang lebih tinggi. 

Sehingga pada 1860, kondom mulai diproduksi massal. Saat itulah orang-orang mulai bisa memperoleh kondom dengan harga murah. Penemuan ini membuat penggunaan kondom yang terbuat dari usus atau kandung kemih mulai bergeser kepada kondom karet pada akhir abad ke-19. 

Penemuan-penemuan baru membuat kondom terus berkembang dan dibuat semakin nyaman dan aman. Pada 1920 barulah kondom dibuat berbahan lateks seperti yang beredar luas di pasaran saat sampai saat ini.