JAKARTA – Memori hari ini, 11 tahun yang lalu, 12 Februari 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjuk Muhammad Lutfi jadi Menteri Perdagangan (Mendag) baru. SBY berharap Lutfi dapat meneruskan agenda Kemendag selepas ditinggal Gita Wiryawan.
Sebelumnya, Gita dianggap mempuni mengisi jabatan Mendag. Kepemimpinannya banyak dipuji. Gita pun mencoba naik ke level berikutnya. Ia berencana ikut dalam konvensi capres dari Partai Demokrat. Kesempatan itu membuat Gita mengundurkan diri dari jabatan Mendag.
Kiprah Gita sebagai pengusaha cukup mentereng. Ia dianggap jeli dalam melihat peluang. Ambil contoh kala ia mengakuisisi banyak perusahaan. Segala macam perusahaan yang dipegangnya mampu bawa keuntungan melimpah.
Kesuksesan itu membuat SBY kepincut. Pemerintah pun segera menawarkan Gita kesempatan mengabdi dengan negara. Gita ditawarkan posisi sebagai Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) pada akhir tahun 2009.

Gita mampu menarik banyak investor dari luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia. Belakangan SBY mencoba memberikan tanggung jawab lebih sebagai Menteri Perdagangan pada 2011. Kesempatan itu tak disia-siakan Gita.
Gita mencoba menjawab kepercayaan pemerintahan SBY dengan berbagai gebrakan. Gita dianggap Presiden SBY berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Ia juga ikut memajukan sektor perdagangan Indonesia.
Prestasi itu membuatnya jadi salah satu menteri yang berprestasi. Narasi itu tak membuat Gita lantas berpuas diri. Ia pun mulai menatap tantangan baru. Ia merasa dirinya punya karisma dan semangat tinggi dalam memajukan Indonesia.
Keinginan itu berbuah keinginan maju dalam konvensi capres Partai Demokrat. Keikutsertaan Gita membuatnya mengambil tindakan berani. Ia memilih mengundurkan diri sebagai Mendag pada 31 Januari 2014.
BACA JUGA:
Pengunduran diri itu dilakukan supaya dirinya bisa fokus ikut konvensi. Ia juga tak mau ada konflik kepentingan jia dirinya menang konvensi dan maju menjadi capres dari Partai Demokrat pada Pilpres 2014.
“Saya mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai Menteri Perdagangan Republik Indonesia. (Namun) Baru efektif 1 Februari 2014, mengingat betapa pentingnya Konvensi Partai Demokrat bagi kepentingan bangsa.”
"Pengunduran diri ini didasari dari atau oleh kesadaran etis tentang besarnya konflik kepentingan, jika saya terlibat penuh dalam proses politik selama konvensi, sementara pada saat yang sama tetap menjalankan tugas dan kepercayaan yang diberikan kepada saya sebagai Mendag. Saya berharap, langkah yang saya ambil ini merupakan langkah terbaik bagi Indonesia dan dapat menjadi preseden dalam perkembangan politik dan demokrasi di Indonesia,” ujar Gita sebagaimana dikutip VOA, 31 Januari 2014.
Keputusan Gita mengundurkan diri membuat kursi Mendag kosong. Kondisi itu membuat Presiden SBY kalang-kabut mencari pengganti Gita. Ragam nama sempat diisukan sebagai calon pengganti Gita sebagai Mendag.

Alhasil, SBY akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Muhammad Lutfi sebagai Mendag yang baru pada 12 Februari 2014. Lutfi nantinya baru menjabat Mendag secara resmi pada 14 Februari 2014. Pemilihan Lutfi dilakukan karena kiprahnya tak jauh berbeda dengan Gita. Lutfi telah makan asam garam dunia bisnis. Pengusaha sukses pula.
Lutfi juga pernah jadi Kepala BKPM era 2005-2009. Riwayat karier itu membuat SBY yakin Lutfi dapat melanjutkan seluruh program Kemendag hingga Oktober 2014. Atau hingga akhir SBY menjabat sebagai Presiden Indonesia.
"Saya memandang saudara Muhammad Lutfi cakap dan mampu menggantikan Gita Wirjawan sebagai mendag," ujar SBY sebagaimana dikutip laman ANTARA, 12 Februari 2014.