Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, 12 tahun yang lalu, 23 September 2012, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), M. Nuh meminta buku Lembar Kerja Siswa (LKS) yang memuat gambar bintang film panas asal Jepang, Maria Ozawa (Miyabi) ditarik. Pemerintah lalu meminta kepala sekolah hingga guru aktif dalam memeriksa LKS.

Sebelumnya, foto setengah badan Miyabi muncul dalam sebuah LKS ditemukan di SMP Islam Brawijaya Mojokerto, Jawa Timur. Gambar Miyabi hadir dalam halaman 36. Kondisi itu membawa kehebohan.

Guru-guru kerap memfasilitasi anak didiknya dengan sebuah LKS. Mereka menganggap LKS sebagai medium yang tepat untuk mengasah kemampuan anak sekolah. Alias sebagai pendamping agenda belajar.

Anak sekolah pun diyakini dapat menyerap dengan cepat lingkup materi. Masalah muncul di SMP Islam Brawijaya Mojokerto. Alih-alih mendapatkan LKS kualitas baik, mereka justru mendapatkan fakta bahwa bintang film panas Miyabi hadir dalam mata pelajaran bahasa Inggris di sebuah LKS.

Potret Miyabi yang hadir dalam LKS yang diterbitkan CV. Sinar Mulia. (Istimewa)

Kehadiran gambar itu memunculkan kecaman. Gambar Miyabi dianggap tak memiliki esensi bagi pengetahuan umum anak sekolah. Penyusun LKS seakan-akan mencoba memperkenalkan Miyabi ke anak sekolah. Kesan itu membuat pendidikan seakan-akan dibuat main-main.

Deru kecaman muncul di mana-mana. Pemerintah Jawa Timur pun didesak untuk meminta pembuat LKS, CV. Sinar Mulia segera bertanggung jawab. Pembuat LKS dari penyusun hingga penerbit harus mendapatkan hukuman.

Kondisi itu karena LKS yang harusnya mencerdaskan anak bangsa jadi melenceng dari tujuan pendidikan yang mulia. Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) geram bukan main. ia meminta kepolisian segera mengusut dan memberikan hukuman kepada pembuat LKS.

Ia tak ingin pendidikan di wilayah tugasnya seakan-akan hanya main-main. Padahal, pendidikan adalah proses sakral. suatu proses yang mampu mencerdaskan anak bangsa.

"Maksudnya apa kok bintang porno dipasang disitu! Saya minta pembuat LKS itu dihukum dan diberi sanksi. Dan jangan sampai pendidikan kok dibuat main-main," ujar Gus Ipul sebagaimana dikutip laman Republika, 21 September 2012.

Isu terkait LKS yang memuat gambar Miyabi pun sampai ke telingga Kemendikbud. Mendikbud, M. Nuh langsung meminta LKS ditarik secepatnya pada 23 September 2012. Ia meminta LKS itu segera diganti dengan LKS yang baru.

Ia pun meminta supaya pihak kepala sekolah dan guru harus skeptis dengan isi LKS. Guru-guru harus menyeleksi dengan benar sebelum LKS sampai ke tangan siswa. Tujuanya supaya tiada lagi LKS yang memuat gambar-gambar tak penting yang notabene tiada sumbangsih apa-apa dalam pendidikan.

M.Nuh pun berjanji akan segera mengambil tindakan tegas terdapat penerbit LKS. Ia ingin supaya penyusun hingga penerbit LKS tak main-main dalam membuat materi ajar. Sanksi-sanksi pun akan disiapkan.

M. Nuh yang pernah menjabat sebagai Mendikbud era 2009-2014. (ANTARA)

"Lembar kerjanya harus segera diganti dengan yang baru. LKS harus diseleksi ketat oleh guru dan kepala sekolah yang bersangkutan.”

“Sekolah yang merekomendasikan buku ajar harus selektif karena buku ajar itu menjadi referensi siswa. Bisa saja penerbitnya di-blacklist oleh pemerintah daerah setempat," kata M. Nuh sebagaimana dikutip laman tempo.co, 23 September 2012.