Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, lima tahun yang lalu, 16 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mohon doa restu kepada seluruh rakyat Indonesia, dari anggota dewan hingga tokoh bangsa untuk memindahkan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan. Pemindahan itu untuk pemerataan.

Sebelumnya, keinginan Presiden Jokowi untuk pindah Ibu Kota karena Jakarta sudah dianggap tak layak. Problema Jakarta seperti kemacetan dan banjir jadi muaranya. Kondisi itu membuat pemerintah kurang leluasa bekerja.

Jakarta pernah dianggap sebagai representasi gemilang sebuah Ibu Kota. Jakarta telah terbukti jadi pusat dari segalanya sejak era kolonial. Banyak pula kejadian bersejarah yang terjadi di Jakarta, dari Sumpah Pemuda hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Eksistensi itu berlangsung dalam waktu yang lama. Belakangan satu demi satu ‘penyakit’ kota besar muncul. Jakarta mulai padat. Kemacetan di mana-mana. Kualitas udara yang buruk. Masalah-masalah itu terpaksa dihadapi oleh pemerintah pusat dan segenap warga Jakarta.

Jakarta mulai dianggap pemerintah sudah tak layak lagi menyandang status sebagai Ibu Kota Indonesia. Pemerintahan Jokowi mulai beride untuk memindahkan Ibu Kota ke luar Pulau Jawa. Pemindahan itu didasari keinginan supaya pembangunan dan segala macamnya tak lagi berfokus di Jakarta.

Momentum Presiden Jokowi meninjau pembangunan Ibu Kota Indonesia yang baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. (ANTARA)

Pemerataan mulai dilakukan di pulau-pulau lain. Urgensi itu tak dapat ditawar lagi. Keputusan pemindahan Ibu Kota Indonesia bahkan dicantumkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Urusan pemilihan lokasi menyusul. Sebab, pemerintah ingin pemindahan Ibu Kota Indonesia benar-benar terukur dan matang. Ia meminta masyarakat tak perlu risau. Jokowi mencontohkan Malaysia yang berhasil dari membangun Ibu Kota baru, sekalipun Malaysia terpaksa harus memiliki dua Ibu Kota: Kuala Lumpur (pusat ekonomi) dan Putrajaya (pusat administrasi).  

“Dan ketika kita sepakat akan menuju negara maju, pertanyaan pertama terutama yang harus dijawab adalah apakah di masa yang akan datang DKI Jakarta sebagai ibu kota negara mampu memikul dua beban sekaligus, yaitu sebagai pusat pemerintahan dan layanan publik dan sekaligus pusat bisnis.”

“Beberapa negara sudah mengantisipasi perkembangan negaranya di masa yang akan datang dengan memindahkan pusat pemerintahannya. Saya kira kita contohkan banyak sekali, baik Malaysia, Korea Selatan, Brasil, Kazakhstan, dan lain-lain. Jadi sekali lagi, kita ingin kita berpikir visioner untuk kemajuan negara ini,” ujar Jokowi dalam pidato sebagaimana dikutip laman Sekretariat Kabinet, 29 April 2019.

Proses pemindahan Ibu Kota Indonesia kian serius. Jokowi mulai menatap Pulau Kalimantan sebagai lokasi Ibu Kota Indonesia yang baru. Namun, lokasi tepatnya belum dipastikan. Pemerintah masih melakukan riset mendalam.

Sebagai bentuk keseriusan, Jokowi justru lebih dulu memohon doa restu dan dukungan kepada segenap rakyat Indonesia pada 16 Agustus 2019. Ia meminta segenap anggota dewan, sesepuh, hingga tokoh bangsa mendukung pindah Ibu Kota Indonesia ke Kalimantan.

Dukungan dari rakyat Indonesia sangat berarti bagi Jokowi untuk mendukung agenda pemerintah di masa yang akan datang. Jokowi pun baru mengumunkan Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota Indonesia yang baru pada 26 Agustus 2019. Ia ingin Ibu Kota yang baru jadi representasi kemajuan bangsa Indonesia.  

"Pada kesempatan yang bersejarah ini. Dengan memohon ridho Allah SWT, dengan meminta izin dan dukungan dari Bapak Ibu Anggota Dewan yang terhormat, para sesepuh dan tokoh bangsa terutama dari seluruh rakyat Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan.”

"Ibu kota baru dirancang bukan hanya sebagai simbol identitas, tetapi representasi kemajuan bangsa, dengan mengusung konsep modern, smart, and green city, memakai energi baru dan terbarukan, tidak bergantung kepada energi fosil," ujar Jokowi dalam pidato kenegaraannya di Gedung Parlemen sebagaimana dikutip Kompas.com, 16 Agustus 2019.