Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, tiga tahun yang lalu, 14 Juni 2021, megabintang sepak bola dunia, Cristiano Ronaldo menyingkirkan minuman bersoda Coca-Cola dari atas meja dalam konferensi pers Euro 2020. Aksi itu membawa kehebohan dunia. Pro dan kontra muncul di mana-mana. Perhelatan turnamen sepak bola terakbar Eropa itu diundur setahun akibat pendemi COVID-19.

Sebelumnya, Ronaldo kerap tampil perkasa bersama klubnya, Manchester United (MU), kemudian Real Madrid. Kehadirannya membuat kedua klub memenangkan banyak trofi. Masalah muncul. Peformanya bersama timnas Portugal kerap dipertanyakan.

Kehadiran Cristiano Ronaldo membawa persaingan baru di dunia sepak bola dunia. Ia pernah digadang-gadang sebagai bintang sepak bola masa depan. Ronaldo pun terlihat berlatih lebih keras. Ia menghindari makanan tak sehat yang dapat menurunkan performanya. Narasi itu kian kuat kala klub asal Inggris, Manchester United meminangnya.

Ronaldo jadi tumpuan harapan MU meraih kemenangan. Puncak karier Ronaldo di MU ditandai dengan kemenangan mereka sebagai jawara Liga Champions 2007-2008. Kehebatan Ronaldo pun mengundang raksasa Spanyol, Real Madrid untuk mengunakan jasanya.

Hasilnya positif. Ronaldo dapat bermain dengan baik dan menjadi andalan. Nasibnya mujir bersama Real Madrid dengan memenangkan beberapa gelar Liga Champions. Kondisi berbeda kala Ronaldo bermain untuk negaranya, Portugal. Ronaldo bisa bermain baik. Namun, performa Portugal tak bisa ditunjang oleh Ronaldo seorang.

Ronaldo dan kawan-kawan kerap tak beruntung di Kejuaraan Eropa (Euro) dan Piala Dunia. Ronaldo pernah menelan pil pahit tersingkir dalam turnamen penting macam di semifinal Piala Dunia 2006 maupun Euro 2012.

Christiano Ronaldo dalam balutan jersey timnas Portugal. (ANTARA)

Kondisi itu membuat Ronaldo terus ingin membuktikan kepada dunia bahwa ia mampu menancapkan supremasi baru kepada Portugal dalam dunia sepak bola. Pucuk dicinta ulam tiba. Kerja keras Ronaldo dan kawan-kawan terbayar lunas dalam penyelenggaraan Euro 2016.

Ia ingin membawa negaranya memenangkan Euro pertama kali. Jalan Ronaldo di Euro 2016 di Prancis tak mudah. Mereka kesulitan menang di fase grup. Namun, perlahan-lahan mampu membawa Portugal ke final melawan tuan rumah Prancis.

Ronaldo cidera di tengah pertandingan dan terpaksa keluar lapangan. Namun, timnya mampu bermain hebat hingga menang dengan skor tipis 1-0 di Stadion Stade de France.

“Jika dia (Ronaldo), dan rekan satu timnya, dapat menang Euro 2016, itu akan menjadi momen penting bagi Portugal dan para penggemarnya, serta bagi Ronaldo, yang, sebagai gantinya, tidak akan tercatat dalam sejarah terkenal seorang diri saja. Dia dan rekan satu timnya akan dikenang secara bersama, dipuji bersama, dan dianggap penting,” ungkap Sam Borden dalam tulisannya di laman The New York Times berjudul Cristiano Ronaldo, Quiet Superstar, Can Win Portugal’s Heart With Euros Title (2016).

Kemenangan pertama kali bagi Portugal dalam kejuraan Eropa disambut dengan gegap gempita. Ronaldo pun merasa bisa bermain lebih lepas dalam penyelenggaraan Euro selanjut. Namun, ketegangan tetap menyelimuti Ronaldo dan rekan setimnya.

Ia menganggap serius penyelenggaran Euro. Kondisi itu diperlihatkannya kala membela Portugal dalam Euro 2020. Keseriusan Ronaldo hadir dalam sebuah konferensi pers kala Portugal menang atas Hungaria dalam fase grup pada 14 Juni 2021.

Ronaldo yang terkenal dalam menjaga kebugarannya justru tak menghendaki minuman bersoda Coca-Cola yang notabene sponsor Euro di atas meja. Ia kemudian menyingkirkan minuman itu seraya menunjukkan bahwa air putih adalah yang terbaik.

"Minumlah air, bukan Coke (Coca-cola)," ujar Ronaldo, 14 Juni 2021.

Keputusan Ronaldo menyingkirkan Botol Coca-Cola membawa kehebohan. Pro dan kontra muncul. Mereka yang mendukung Ronaldo beranggapan bahwa minuman bersoda yang notabene tak sehat belum pantas jadi sponsor hajatan besar olahraga Eropa.

Mereka menganggap bahwa Ronaldo selalu memandang Euro sebagai turnamen bergengsi, bukan main-main. Mereka yang kontra menganggap sikap Ronaldo tak elok. Sponsor tetaplah sponsor. Sekalipun pengaruh produknya tak sesuai ekspektasi. Alhasil, ulah Ronaldo membuat Coca-Cola rugi 4 miliar dollar AS.