Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, empat tahun yang lalu, 19 Mei 2020, pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang menyebut China boneka WHO terkait Pandemi COVID-19 menuai kecaman. China menganggap pernyataan Trump mencoreng nama baik Negeri Tirai Bambu.

Sindiran itu jadi siasat AS melepas tanggung jawab atas WHO. Sebelumnya, Presiden Trump kerap menganggap remeh hadirnya pandemi COVID-19. Empunya kuasa menganggap COVID-19 akal-akalan dan China yang harus bertanggung jawab.

Kehadiran virus korona (COVID-19) menghebohkan seisi dunia pada akhir 2019. Virus asal Wuhan itu belakangan mulai menyebar dan mengganggu seantero dunia. Imbasnya ke mana-mana. Sektor ekonomi suatu negara jadi merana.

Kondisi itu membuat banyak negara menyalahkan China karena tak dapat menanggulangi virus korona. Tindakan abai itu membuat seisi dunia harus bertanggung jawab. Donald Trump pun mengamininya. Presiden AS itu merasa dunia tak perlu pusing dengan COVID-19.

Petugas kesehatan membawa pasien penderita COVID-19 di Houston, Taxas, Amerika Serikat pada 19 Maret 2020. (AP/David J. Phillip)

Ia menyebut jika ada negara yang harus bertanggung jawab, maka China jadi yang paling utama harus bertanggung jawab. Kondisi itu membuat Trump kerap meremeh COVID-19. Namun, Trump memilih untuk menyebut virus korona bukan sebagai COVID-19, tapi Chinese Flu (Flu China).

Pernyataan itu dianggap rasis. Trump mengelak. Ia menyebut penyataannya bukan rasis. Semuanya karena fakta virus itu berasal dari China. Laku hidup Trump meremehkan virus korona terus berlanjut. Trump lalu mengungkap pernyataan kontroversial.

Ia menyebut Organisasi Kesehatan Dunia PBB, WHO sebagai boneka China pada 18 Mei 2020. Penyataan itu diungkap Trump karena WHO justru berkerja dan bertindak sesuai kemauan China. Kondisi itu dianggap menyakiti Trump dan rakyat AS.

Trump menganggap AS justru sudah menjadi penyumbang dana terbanyak WHO dibanding China. Trump ingin supaya WHO melihat pandemi jangan dengan kaca mata China, tapi kaca mata kebenaran.

Poster WHO di sebuah area publik. (who.int)

“Saya pikir mereka telah melakukan pekerjaan yang sangat menyedihkan dalam periode akhir. Dan lagi, Amerika Serikat membayar mereka 450 juta dolar AS per tahun, China membayar mereka 38 juta dolar AS per tahun. dan mereka adalah boneka China. Mereka China sentris,” ungkap Trump sebagaimana dikutip laman detik,com, 19 Mei 2020.

Trump tak berhenti. Ia bahkan mengancam akan mengentikan pendanaan AS ke WHO. Pernyataan itu menuai kecaman. China sendiri merasa pandangan Trump yang menyebut WHO boneka China dianggap menyesatkan rakyat dunia pada 19 Mei 2020.

Ungkapan itu tak lebih sebagai cara supaya AS abai dengan tanggung jawabnya ke WHO. Kebetulan masalah COVID-19 digunakan sebagai alasan AS melepas tanggung jawab. China meminta Trump untuk berhenti mengeluarkan pernyataan kontroversial.

"Surat terbuka pemimpin AS yang Anda sebutkan penuh dengan isyarat-isyarat, kemungkinan-kemungkinan, dan coba memakai berbagai cara untuk menyesatkan publik, dan bertujuan menghancurkan upaya anti-virus China, dan mengabaikan tanggung jawab AS sendiri yang tidak mencukupi."

"AS coba memanfaatkan China sebagai masalah untuk mengelak dari tanggung jawab dan kewajiban internasionalnya kepada WHO. Ini adalah kesalahan perhitungan dan AS memilih target yang salah," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian sebagaimana dikutip laman kompas.com, 19 Mei 2020.