JAKARTA – Memori hari ini, tiga tahun yang lalu, 2 Oktober 2020, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan istrinya, Melania Trump positif COVID-19. Keduanya pun segera dikarantina dan melanggengkan pemulihan kembali.
Sebelumnya, Trump dikenal sebagai sosok yang kerap meremehkan virus dari Wuhan. Ia menyangkal COVID-19 adalah virus berbahaya. Apalagi, dapat membunuh banyak nyawa. COVID-19 tak lebih dari virus yang menyebabkan flu batuk biasa. Trump menghimbau rakyatnya tak perlu khawatir.
Pandemi COVID-19 menghebohkan seisi dunia sejak akhir tahun 2019. Dampak virus itu ke mana-mana. Seisi dunia merasakannya. Ada yang kehilangan sanak keluarga. Ada pula yang kehilangan pekerjaan. Pun negara-negara di dunia terpaksa berjibaku menghindari jurang resesi karena terdampak COVID-19.
Segenap pemimpin negara yanga ada di dunia ambil sikap. Mereka memaksa warganya untuk tetap di rumah. Mereka yang keluar rumah dipaksa untuk menerapkan langkah pencegahan. Menggunakan masker dan menjaga jarak.
Narasi itu bak membawa ketakutan baru akan COVID-19. Namun, tak semua tunduk mempercayai virus dari Wuhan bermuatan bahaya. Presiden AS, Donald Trump, utamanya. Orang nomor satu AS itu menganggap COVID-19 hanya virus flu batuk biasa. Tak lebih.
Dampak penularan COVID-19 yang tinggi dan menyebabkan kematian dianggapnya terlalu berlebihan. Apalagi, harus menerapkan aturan lockdown atau penguncian wilayah. Bahaya COVID-19 dianggapnya bak berita bohong. Alias, bahaya COVID-19 hanya akal-akal China mengacaukan dunia.
Tuduhan itu dilanggengkan Trump berkali-kali. Bahkan, Trump tak segan-segannya menyebut COVID-19 sebagai Chinese Virus, atau Kung-Flu. Tuduhan rasis Trump mendasar karena COVID-19 bermula dari China.
Sikap masa bodoh Trump pun mendapatkan tentangan dari sana-sini. Namun, tak sedikit juga yang terinspirasi dari Trump. Mereka kemudian bersikap meremehkan kehadiran virus COVID-19. Banyak di antaranya menolak tes hingga kemudian vaksin COVID-19. Bahkan, mengabaikan aturan pencegahan COVID-19.
“Saya selalu menangani Chinese Virus dengan sangat serius, dan telah melakukan pekerjaan itu dengan sangat baik sejak awal. Termasuk keputusan awal saya untuk menutup perbatasan dari China – yang bertentangan dengan keinginan hampir semua orang.”
“Banyak nyawa terselamatkan. Narasi baru terkait COVID-19 itu tak lebih dari berita palsu yang memalukan dan salah,” terang Trump dalam akun Twitter @realdonaldtrump, 18 Maret 2020.
BACA JUGA:
Sikap Trump yang abai terhadap COVID-19 mendapatkan kecaman dari banyak pihak. Bahkan, dari jajarannya sendiri. Trump justru dianggap dapat membahayakan banyak nyawa. Warga AS jadi banyak yang mengikuti jejak Trump dan meremehkan pandemi COVID-19.
Trump menganggap angin saja komentar buruk terhadapnya. Namun, petaka muncul. Ia dan istrinya yang notabene kerap menganggap virus dari Wuhan tak berbahaya justru tertular COVID-19. Informasi itu dibagikan sendiri oleh Trump lewat akun Twitter yang menyebutkan ia dan Melania positif COVID-19 pada 2 Oktober 2020.
“Malam ini, Melania dan saya dinyatakan positif COVID-19. Kami akan segera memulai proses karantina dan pemulihan. Kita akan melalui ini bersama-sama!” terang Trump.