Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini, 49 tahun yang lalu, 5 Desember 1974, atap ruang tunggu Bandara Teheran (kini: Bandara Internasional Mehrabad), Iran ambruk. Kondisi ambruk itu disebabkan karena menumpuknya salju tebal. Peristiwa ambruknya atap bandara memakan korban puluhan jiwa.

Sebelumnya, Bandara Mehrabad dikenal sebagai ikon kebanggaan Iran. Bandara itu sudah berdiri sebelum Bandara Internasional Imam Khomeini dibangun. Bandara Mehrabad pernah jadi ujung tombak transportasi udara Iran. Dari penerbangan regional hingga internasional.

Bandara kerap jadi Instrumen penentu perkembangan pembangunan suatu negara. Di Iran, apalagi. Negeri yang dikuasai oleh monarki itu menunjukkan perkembangan pembangunannya dengan menghadirkan bandara dari pusat Iran pada 1938. Bandara Mehrabad, namanya.

Mulanya bandara itu dikhususkan kepada mereka yang tergabung dalam klub penerbangan. Semuanya berubah kala Perang Dunia II meletus. Sekutu Iran, Amerika Serikat (AS) menjadikan bandara itu sebagai titik persinggahan. Suatu siasat supaya kekuatan AS unggul melawan musuh-musuhnya.

Bagian depan terminal utama Bandara Internasioinal Mehrabad, Teheran, Iran pada Oktober 1974 sebelum ambruk dua bulan kemudian. (Dick Gilbert/Flickr)

Kondisi itu membuat aktivitas udara di Iran meningkat. Bahkan, kedatangan pasukan AS membawa pengaruh besar bagi kehidupan di Iran. Bandara Mehrabad kian diakui oleh dunia internasional. Narasi itu karena Iran telah bergabung dnegan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, ICAO pada 1949.

Bandara Mehrabad lalu dikenal luas dengan dua fungsi. Pangkalan udara dan penerbangan sipil. Pemerintah Iran pun menjadikan Mehrabad sebagai kebanggaan. Pembangunan dan renovasi untuk bandara kerap dilakukan.

Tujuannya untuk menambah daya tampung bandara. Pun supaya bandara dapat mencocokkan diri dengan selera zaman. Terminal penerbangan domestik dan internasional mulai dibangun pada 1950-an. Gedung-gedung penunjang pun turut disiapkan.  

“Pemerintah Iran berencana membuka kembali Bandara Internasional Tehran Mahrabad pada bulan Agustus 1958. Sebuah pangkalan angkatan udara yang hadir sejak 1938. Iran telah berencana membangun kembali fasilitas untuk memenuhi penumpang pesawat komersial. Departemen informasi, telah merancang sebuah brosur untuk pembukaan kembali besar-besaran acara peringatan ini,” terang Darius Wainwright dalam buku American and British Soft Power in Iran 1953-1960 (2021).

Bandara Internasional Mehrabad, Teheran, Iran saat dibombardir pasukan Irak dalam perang Iran-Irak (22/9/1980). (Wikimedia Commons/Abbas Fathi/Kayhan Newspaper)

Pemerintah Iran terus melanggengkan pembangunan untuk Bandara Mehrabad. Namun, bukan berarti eksistensi bandara itu berjalan mulus-mulus saja. Dunia internasional pun pernah dikagetkan oleh tragedi ambruknya bandara Mehrabad pada 5 Desember 1974.

Kala itu musim dingin sedang menyapa Iran. Salju tebal pun menumpuk di atas atap ruang tunggu utama Bandara Mehrabad. Malang tak dapat ditolak. Penumpang yang sedang siap-siap melanggengkan perjalanan dengan penuh suka cita dikejutkan dan jadi korban.

Peristiwa ambruknya atap memakan puluhan korban jiwa. Seisi dunia pun berduka. Peristiwa itu lalu dianggap sebagai kejadian yang mencoreng eksistensi Iran di mata dunia. Petinggi Iran pun ambil sikap. Mereka segera melanggengkan permintaan maaf dan segera menuju lokasi kejadian.

“Atap terminal bandara Teheran yang baru diperbesar dan dipenuhi salju ambruk di ruang tunggu utama kemarin, dan pejabat Pemerintah mengatakan bahwa 34 jenazah telah ditemukan dan sebanyak 30 lainnya mungkin masih terkubur dalam reruntuhan.”

“Hampir semua korban tewas diyakini berasal dari Iran, namun sumber di bandara mengatakan salah satu dari mereka adalah warga Jerman. Dua orang Amerika dilaporkan termasuk di antara korban luka, namun kondisi mereka tidak diketahui,” tertulis dalam laporan surat kabar The New York Times berjudul Teheran Airport Roof Collapses (1974).