Sean Connery Kembali Perankan James Bond dalam Sejarah Hari Ini, 27 September 1982
Aksi Connery Connery menyetir mobil sport Aston Martin kala memerankan karakter agen rahasia Inggris 007, James Bond. (Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini, 41 tahun yang lalu, 27 September 1982, Pengambilan gambar film agen rahasia Inggris, James Bond bertajuk Never Say Never Again dimulai. Film itu begitu spesial bagi Sean Connery. Aktor kawakan itu akhirnya kembali memerankan James Bond setelah 12 tahun vakum.

Sebelumnya, Connery digadang-gadang sebagai salah satu aktor yang mampu membawa kejayaan film James Bond. Akting Connery mampu memukau banyak pihak. Karenanya, flim bertajuk agen 007 kerap untung besar dan disambut gegap gempita.

Perjuangan menuju kesuksesan tak mudah. Connery pernah merasakannya. Mantan binaragawan amatir Skotlandia itu memulai karier aktingnya dari bawah. Ia memulainya dari figuran hingga mampu muncul reguler di layar kaca.  

Wajahnya banyak menghiasi film-film Inggris di era 1950-an. Narasi itu membuat popularitas Connery meningkat. Banyak produser film kepincut dengan aksi Connery. Pun kemudian namanya menjadi kandidat kuat yang akan memerankan film agen rahasia Inggris, James Bond.

Nyatanya, jalan Connery memerankan agen 007 tak mudah. Penulis Novel James Bond, Ian Fleming justru tak menaruh minat lebih kepada Connery. Empunya buku menganggap Connery kurang kompeten memerankan karakter ciptaannya.

Sean Connery dalam film James Bond pertama yang dia bintangi pada 1962, Dr. No bersama lawan mainnya Ursula Andress di lokasi syuting pantai Laughing Waters, Jamaika. (shotebys.com)

Alih-alih sebagai pemeran utama, Connery justru dianggap lebih cocok memainkan peran sebatas pemain pengganti. Pandangan Ian Fleming ditentang banyak pihak. Connery dianggap cocok memerankan Agen 007 karena karisma Connery yang pemberani.

Hasilnya gemilang. Connery berhasil tampil menonjol dalam film perdananya, Dr. No (1962). Kesuksesaan itu ikut mematahkan pandangan Fleming. Penulis itu akhir kepincut dan memilih Connery untuk memainkan film James Bond yang lain.

Antara lain From Russia with Love (1963), Goldfinger (1964), Thunderball (1965), You Only Live Twice (1967), dan Diamonds Are Forever (1971). Semenjak itu nama antara Connery dan James Bond jadi dua hal yang sulit dilepaskan. Pun Connery menempat standar tinggi kepada pemeran James Bond berikutnya.

“Aku diberitahu bahwa ian Fleming (yang awalnya menentang casting aktor) telah menjadi begitu terkesan dengan Connery. Fleming bahkan mengubah latar belakang James Bond di novelnya untuk masa depan, untuk memasukkan latar belakang Skotlandia dari Connery.”

“Connery akan melanjutkan untuk mengatakan bahwa ini adalah James Bond favorit Fleming dari mereka semua, dan saya pikir banyak penggemar mungkin akan setuju dengan Fleming. Selama hampir 60 tahun, itu benar-benar bertahan dengan baik,” terang Brad Gilmore dalam buku Bond, James Bond (2021).

Sean Connery bersama Kim Basinger dalam film James Bond yang terakhir dibintanginya, Never Say Never Again pada 1982 dan dirilis 1983. (m.imdb.com)

Connery pun banjir ketenaran karena memerankan enam film James Bond. Namun, peran itu justru membuatnya sedikit bosan. Pun fokusnya mulai berubah. Jeda pun coba diambilnya. Ia kemudian memilih vakum berperan sebagai James Bond.

Connery pun vakum hingga menyentuh 12 tahun. Akhirnya, Connery memilih untuk kembali memerankan film James Bond terakhirnya. Never Say Never Again, judulnya. Pengambilan gambar film itu yang pertama berlangsung di French Riviera, Prancis pada 27 September 1982. Pun pengambilan gambar film itu sebagai penanda akhir perjalanan Connery sebagai James Bond.

“Untuk ketujuh kalinya, sesudah absen 12 tahun, Connery kembali berperan sebagai James Bond, agen rahasia 007. Meski berangkat tua, ia tetap gagah. Cuma, tidak setangkas dulu. Dalam latihan menyelusup ke markas musuh, Bond luka parah. Kalau kondisinya seburuk itu, bagaimana Commander Bond dapat menyelamatkan dunia beradab dari kehancuran?”

“Itulah yang membuat M, tokoh di belakang operasi, marah-marah. Pada saat bersamaan para pemimpin (seorang di antaranya mirip PM Margaret Thatcher, yang lain bagaikan Menteri Pertahanan Caspar Weinberger) hampir panik, karena dua rudal jelajah berkepala nuklir milik AS hilang dicuri komplotan rahasia Spectre,” tertulis dalam laporan Majalah Tempo berjudul Para Penakluk-Penakluk Wanita Cantik (1983).