Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, delapan tahun yang lalu, 13 Agustus 2015, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini menyabet empat penghargaan sekaligus. Penghargaan itu antara lain anugerah Bintang Jasa Utama, Juara Satu Kota Cerdas 2015 dengan Penduduk di Atas 1 Juta Jiwa, Juara Satu Kota Cerdas Bidang Lingkungan Hidup 2015, dan Kota Cerdas Indonesia Terbaik 2015.

Sebelumnya, kepemimpinan Risma di Surabaya tiada dua. Ia tak hanya dikenal sebagai pemimpin yang gemar blusukan, tapi juga sebagai sosok yang kerap melanggengkan aksi nyata.

Risma dan Surabaya adalah dua yang tak dapat dipisahkan. Kepemimpinan RIsma di Surabaya dari 2010 terbilang fenomenal. Ia dianggap sebagai salah satu pemimpin yang berhasil menata Kota Surabaya. Ia kerap blusukan ke kampung-kampung untuk meninjau langsung apa yang warga Surabaya inginkan.

Ia pun mendapatkan banyak masukan. Utamanya, keinginan warga Surabaya yang meninginkan kotanya nyaman dan sejuk ditinggali. Risma pun langsung bergerak. Ia menggebrak dengan membangun banyak taman di Kota Surabaya.

Taman-taman yang dibangunnya punya keungulan sebagai hiburan gratis warga Surabaya. Barang siapa yang ingin bermain ke taman maka akan bisa mengakses internet gratis dan perpustakaan. Kehadiran banyak taman itu membuatnya terus menjaga kerapian Surabaya.

Lambang KOta Surabaya pada masa Hindia Belanda tahun 1931. (Wikimedia Commons)

Sarjana Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya itu mulai memoles tiap sudut Surabaya. Jalanan dan trotoar banyak diperbaikinya. Ia pun tak ingin imej nyaman Kota Surabaya terganggu dengan banyaknya pengemis.

Ia langsung mengambil sikap untuk memberdayakan pengemis ke rumah singgah. Bahkan, rumah singgah itu turut diperbanyak oleh Risma. Para pengemis kemudian diberikan keterampilan baru dan mereka tak lagi mengemis di jalanan. Langkah itu membuat pengemis menjadi berdaya dan Risma pun berhasil muncul sebagai pelindung warga Surabaya.

“Jika sedang berkeliling lalu melihat pengemis atau anak imbesil, Risma mengangkut dan menempatkan mereka ke rumah singgah terdekat. Ide itu, menurut pejabat Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, datang langsung dari Risma sendiri. la pula yang mengusulkan dan memutuskan tempat, jumlah, serta bentuk rumah singgahnya.”

"Sampai warna keramik, Risma yang memutuskan. Untuk memberdayakan orang miskin, Risma membuka pelatihan pelbagai jenis usaha. Orang miskin Surabaya didata dan dipilah sesuai dengan masa produktivitas dan minatnya. Setelah dinyatakan lulus pelatihan, mereka ditampung di koperasi atau dibuatkan stan di mal-mal. Pemerintah kota menanggung pajak dan biaya serta modalnya,” terang Bagja Hidayat dan Dewi Suci Rahayu dalam tulisannya di Majalah Tempo berjudul Wali Kota dengan Sebuah Radio (2014).

Kepemimpinan Risma di Surabaya pun mengundang kagum. Banyak pihak kepincut dengan usahanya membangun Surabaya. Pemerintah Indonesia, apalagi. Risma pun dianugerahkan Bintang Jasa Utama pada 13 Agustus 2015.

Tri Rismaharini yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Surabaya dari 2010-2020. (Antara)

Pun pada hari yang sama Risma juga mendapatkan tiga penghargaan lainnya dari Harian Kompas. Penghargaan itu antara lain Juara Satu Kota Cerdas 2015 dengan Penduduk di Atas 1 Juta Jiwa, Juara Satu Kota Cerdas Bidang Lingkungan Hidup 2015, dan Kota Cerdas Indonesia Terbaik 2015.

Prestasi itu membuat Risma banjir pujian. Pujian tak hanya dapat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), tapi juga dari Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK). JK mengaku takjub dengan prestasi Risma.

“Khususnya kepada Wali Kota Surabaya Ibu Risma. Hari ini beliau mendapat empat penghargaan. Dapat Bintang Mahaputra di istana dan tiga tadi di sini. Ini penghargaan terbesar" kata Wapres JK saat memberikan sambutan dalam Anugerah Kota Cerdas 2015 di Hotel Shangri-La, Jakarta sebagai dikutip Antara, 13 Agustus 2015.