Hotel Nusa Dua Bali Diresmikan oleh Presiden Soeharto, 28 Mei 1983
Kemegahan Hotel Nusa Dua Beach yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 28 Mei 1983. (Instagram/@nusaduabeachhotelandspa)

Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini, 40 tahun yang lalu, 28 Mei 1983, Presiden Soeharto meresmikan Hotel Nusa Dua Beach, Bali. Kehadiran hotel bintang lima itu dianggap Soeharto dapat menarik minat turis asing untuk berkunjung ke Pulau Dewata. Hotel Nusa Dua pun diyakini Soeharto jadi pendukung kuat narasi Bali Pulau Surga.

Sebelumnya, kepopuleran pariwisata Bali telah diketahui jauh-jauh hari oleh Soeharto dan Orde Baru (Orba). Soeharto pun berkeinginan mengembangkan pariwisata Bali. Ia ingin Bali jadi contoh sukses pariwisata untuk kawasan wisata lainnya.

Dunia telah mengenal Bali sebagai Pulau Surga. Gelar itu diberikan oleh pelancong-pelancong luar negeri yang sempat berkunjung ke Bali pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Penjajah Belanda kala itu tak mau ketinggalan untuk mengeruk potensi budaya dan keindahan alam Bali.

Empunya kuasa kemudian mengiklankan Bali di mana-mana. Keindahan Bali pun jadi masuk radar banyak orang. Mereka datang dan terpukau akan indahnya Pulau Bali. Alhasil, mereka membawa pulang pengalaman indah dalam cerita.

Ada yang menyampaikan cerita keindahan Bali kepada rekan sejawatnya. Ada pula yang menuliskan narasi keindahan Bali lewat catatan perjalanan. Hasilnya gemilang. Bali disebut-sebut sebagai Pulau Surga.

Kolam renang Hotel Nusa Dua Beach Bali yang diresmikan Presiden Soeharto pada 28 Mei 1983. (Instagram/@nusaduabeachhotelandspa)

Nyatanya efek kesohornya Bali sedari zaman Belanda tak lantas hilang. Di era Orba, misalnya. Citra Bali sebagai Pulau Surga terus berdiam dalam sanubari banyak orang. Presiden Soeharto pun tak mau ketinggalan.

Ia ingin mengembangkan Bali supaya makin banyak turis yang datang ke Bali. Konsultan-konsultan asing dilibatnya. Soeharto kemudian mulai merancang ragam pembangunan di Bali. Bahkan, pembangunan itu masuk ke dalam agenda Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).

“Meskipun diwarnai keengganan, garis besar yang ditentukan oleh penyusun Repelita I pada akhirnya mengikuti apa yang dianjurkan oleh konsultan-konsultan asing. Mereka melihat bahwa aset terbesar negara adalah citra Bali sebagai surga yang merupakan warisan zaman kolonial, mereka menganjurkan supaya Bali dijadikan sebagai etalase Indonesia.”

“Tujuannya supaya usaha perkembangan parwisata intermasional difokuskan di situ. Selain itu, karena pengalamannya, Bali dijadikan sebagai model untuk perencanaan pariwisata daerah-daerah Indonesia lainnya,” terang Michel Picard dalam buku Bali: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata (2006).

Pembangunan untuk mengangkat pariwisata Bali kemudian digalakkan Presiden Soeharto. Pembangunan Hotel Nusa Dua Beach, salah satunya. Peletakan batu pertama untuk hotel yang memiliki 381 kamar dilangsungkan pada 1980. Hotel itu selesai di bangun pada 1982.

Namun, peresmian hotel itu baru berlangsung pada tahun berikutnya. Presiden Soeharto pun bertindak sebagai sosok yang meresmikan hotel itu pada 28 Mei 1983. Peresmian itu ditandai dengan pemotongan tumpeng. Soeharto pun berharap kehadiran Hotel Nusa Dua dapat mengangkat derajat pariwisata Bali.

“Hotel ini dibuka pada tahun 1983 oleh mantan Presiden Soeharto. Faktanya Hotel Nusa Dua jadi hotel bintang lima pertama yang dibangun di selatan Nusa Dua,” tertulis dalam laman Hotel Nusa Dua Bali, 28 Mei 2019.