Rencananya, Jenazah Jenderal Wismoyo Langsung Dibawa Ke Solo
Jenazah Jenderal Wismoyo Arismunandar (Foto: Kapen Kopassus Letkol Inf Achmad Munir)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) Wismoyo Arismunandar meninggal dunia, Kamis, 28 Januari pukul 04.29 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta karena sakit.

Rencananya, jenazah Wismoyo akan dimakamkan di Astana Giribangun, Karanganyar, Solo, Jawa Tengah setelah sebelumnya disemayamkan di Jalan Gempol Raya, Bambu Apus, Jakarta Timur. 

Berdasarkan sejumlah informasi, jenazah rencananya diberangkatkan ke Solo, Jawa Tengah pada pukul 10.00 WIB.

Adapun sekilas soal lokasi pemakaman, Astana Giribangun merupakan kompleks pemakaman keluarga Cendana yang terletak di lereng Gunung Lawu dan menjadi tempat peristirahatan terakhir Presiden ke-2 RI Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah atau Tien Soeharto.

Diketahui, Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini lahir di Bondowoso, Jawa Timur, 10 Februari 1940. Wismoyo merupakan anak dari pasangan Sri Wurjan dan Arismunandar.

Dia juga merupakan adik dari dua pejabat penting di era Soeharto. Kakak pertamanya adalah Artono Arismunandar yang merupakan mantan Dirjen Listrik dan Energi Baru, Departemen Pertambangan dan Energi.

Kakak keduanya adalah mantan Rektor ITB dan juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Presiden ke-2 RI.

Pada tahun 1968 dia lantas menikahi Sri Hardjanti yang merupakan adik dari istri Presiden ke-2 RI Soeharto, Siti Hartinah Soeharto.

Lulusan Akademi Militer angkatan 1963 ini tercatat pernah menduduki banyak posisi. Dia pernah menjabat sebagai Dangrup I Kopassandha (Kopassus) 1978-1982; Wadan Kopassandha 1982-1983; Kemudian menjabat sebagai Danjen pada 1983-1985.

Selanjutnya, dia juga tercatat pernah menjabat sebagai Kasdam IX/Udayana pada 1985-1987; Pangdam VIII/Trikora 1987-1988; Pangdam IV/Diponegoro 1988-1990; Pangkostrad 1990-1992; Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) pada 1992-1993; dan Kasad pada 1993-1995.

Nama Wismoyo sempat muncul sebagai kandidat Panglima ABRI. Namun, saat itu, Presiden Soeharto lebih memilih Feisal Tanjung dan menugaskan Wismoyo sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).