Bagikan:

JAKARTA - Keinginan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyelenggarakan balapan kelas dunia tiada dua. Ia mencoba memboyong balapan mobil bertenaga listrik, Formula E Championship ke Jakarta. Kawasan Monumen Nasional (Monas) dipilih sebagai sirkuit.

Empunya kuasa beranggapan kawasan bersejarah itu jadi nilai tambah hajatan Formula E. Alih-alih mendapatkan dukungan luas, Anies dengan Jakpro justru mendapat protes sana sini. Semuanya karena Anies gegabah menebang ratusan pohon di Monas.

Anies Baswedan kerap memperkenalkan Jakarta kepada dunia. Ragam ajian dilakukan. Usaha pemerintah DKI Jakarta menjadi tuan Formula E Championship 2020, salah satunya. Persiapan matang jadi langkah utamanya.

Ajang Formula E dianggap dapat menjadikan Jakarta populer di mata dunia. Bahkan, Anies bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Jakarta Propertindo (Jakpro) telah melakukan persiapan sejak 2019. Anies menyelenggarakan pra-event kegiatan di beberapa tempat.

Dukungan pun mengalir kepada Pemerintah DKI Jakarta. Hajatan itu dianggap mampu mencatatkan sejarah baru. Sebuah sejarah bahwa Indonesia untuk pertama kali mejeng sebagai tuan rumah balap mobil bertenaga listrik kelas dunia.

Kawasan Monas sebelum direvitalisasi oleh Anies Baswedan. (Wikimedia Commons)

Setahun kemudian, Jakpro bersama FIA (Federation internationale de l'automobile) Formula E Championship mengumumkan tempat penyelenggarakan balapan yang akan berlangsung pada 6 Juni 2020.

Mereka mendapatkan izin menjadikan kawasan Monas dan sekitarnya sebagai sirkuit balapan. Pemilihan itu dianggap langkah yang tepat. Sebab, Monas memiliki nilai historis yang besar bagi tumbuh kembang bangsa Indonesia.

Usaha menjadikan kawasan Monas sebagai bagian dari sirkuit mulanya sedikit sulit. Semuanya karena kawasan Monas termasuk dalam kawasan cagar budaya. Anies pun berani pasang badan bahwa balapan Formula E tak akan merusak kawasan cagar budaya.

Anies justru berpikir bahwa ajang Formula E justru memiliki banyak manfaat, ketimbang mudaratnya. Sebab, nilai manfaat hajatan Formula E bagi Jakarta begitu besar. Formula E tak melulu dikenal sebagai hajatan olahraga semata, melainkan juga sport tourism. Sebuah olahraga yang mampu menunjang kedatangan wisatawan dunia.

"Jenis industri ini adalah yang paling atraktif sehingga kami harap dengan yakin bisa memberikan manfaat ekonomi lintas sektor," kata Anies sebagaimana dikutip Antara, 15 Februari 2020.

Tebang Ratusan Pohon

Pemilihan kawasan Monas sebagai salah satu bagian dari sirkuit Formula E membuat pemerintah DKI Jakarta berbenah. Mereka kemudian melanggengkan revitalisasi kawasan Monas. Salah satu langkah revitalisasi itu adalah membuat sebuah plaza (alun-alun) di Monas.

Anies Baswedan pun meminta jajaran segera bergerak cepat. Ia pun mengizinkan pembangunan alun-alun. Alih-alih pembangunan telah dipikirkan matang, pemerintah DKI Jakarta justru gegabah dengan menebang ratusan pohon disisi selatan Monas. Sekalipun kemudian pemerintah DKI Jakarta menyebut pohon itu dipindahkan ke tempat lain. Setidaknya ada 190 pohon dari jenis mahoni, trembesi, hingga jati yang ditebang.

Penebangan pohon itu dianggap Anies untuk memulus langkah membuat alun-alun beralaskan beton. Nantinya, alun-alun akan memiliki banyak nilai manfaat. Utamanya, alun-alun digunakan untuk kegiatan pemerintah seperti apel atau upacara.

Alih-alih mendukung, segenap warga Jakarta justru mengecam langkah Anies. Mayoritas kecaman yang utarakan adalah abai pemerintah terhadap kelangsungan lingkungan hidup Jakarta. Padahal, Formula E mengusung balapan ramah lingkungan.

Kawasan Monas setelah direvitalisasi oleh Anies Baswedan. (Antara/Aprilio Akbar)

Pemerintah pusat pun ambil sikap. Pihak Istana meminta Anies supaya proyek revitalisasi Monas dihentikan sementara waktu. Proyek itu dianggap merusak cagar budaya. Alhasil, Formula E yang direncanakan berlangsung di kawasan Monas dipindah ke Ancol.

Namun, pelaksanaannya baru terjadi pada 4 Juni 2022. Alias molor dua tahun dari perencanaan awal karena pandemi COVID-19 menyerang.

“Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggelar balapan Formula E di sekitar Monumen Nasional pada awal Juni 2020 mendatang hanya bakal menguntungkan segelintir pengusaha. Sebagian besar warga Ibu Kota justru merugi.”

“Tak hanya kehilangan ratusan pohon yang harus ditebang untuk merapikan arena kebut-kebutan mobil listrik itu, warga juga belum tentu mendapat keuntungan dari penyelenggaraannya. Dana jumbo sekitar Rp1,6 triliun yang dikucurkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk Formula E akan jauh lebih bermanfaat jika dipakai buat mengantisipasi banjir atau membangun rumah susun untuk warga,” tertulis dalam laporan Majalah Tempo berjudul Formula E Buat Siapa (2020).