Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, satu yang lalu, 9 Agustus 2021, Presiden Jokowi ambil bagian dalam peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1443 Hijiriah. Peringatan itu dilaksanakan di Istana Kepresiden Bogor, Jawa Barat. Jokowi mengungkap perjuangan umat Islam makin besar seiring kehadiran pandemi COVID-19.

Aktivitas keagamaan jadi harus melakukan penyesuaian. Ia menggambarkannya sebagai bentuk dari perjuangan atau jihad memutus mata rantai COVID-19. Ia pun berterima kasih kepada ulama yang mendukung pemerintah.

Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1443 Hijiriah adalah momentum kebangkitan. Jokowi mengamini hal itu. Karenanya, dalam momentum perayaan Tahun Baru Islam di Istana Bogor, Jokowi meluangkan waktu untuk berpidato. Ia mengungkap banyak yang berubah di masa pandemi COVID-19.

Ia mencontohkan satu bulan sebelumnya umat Islam merayakan Hari Raya Idul Adha dengan cara yang tak biasa. Tiada takbiran di jalanan. Pun menjalankan salat id harus di rumah. Semua itu dilakukan untuk mematuhi protokol kesehatan, juga sebagai ikhtiar memutus mata rantai COVID-19.

Presiden Jokowi dan para ulama dalam acara Zikir Kebangsaan di Jakarta pada Rabu 21 Februari 2018. (Biro Pers Setpres/Rustam)

Presiden Indonesia itu menyebutkan pengorbanan yang dilakukan adalah bentuk kemajuan. Sebab, umat Islam berani menjalankan semuanya demi kepentingan bersama. Sebagai bagian dari solidaritas untuk mengatasi ancaman.

 Ia mengajak umat Islam untuk selalu ingat menggunakan masker dan jaga jarak tiap keluar rumah dan beraktivitas. Langkah itu penting adanya. Sebuah langkah nyata supaya Indonesia dapat mengatasi pandemi dengan cepat.

“Dibutuhkan pengorbanan untuk meninggalkan hal-hal yang menghambat kemajuan. Diperlukan kebersamaan, diperlukan keberanian dan solidaritas untuk mengatasi ancaman. Perbedaan latar belakang sosial dan budaya justru menjadi kekuatan. Persaudaraan kaum muhajirin dan ansar dalam mensukseskan perjuangan dakwah Nabi merupakan uswah, merupakan contoh.”

“Kepatuhan umat Islam memakai masker, menjaga jarak, dan membatasi mobilitas, mencerminkan semangat hijrah dalam perilaku keseharian kita. Semua itu untuk menghindari terinfeksi virus COVID-19, demi keselamatan dan kesehatan bersama, serta membangun pola hidup yang lebih sehat dan meninggalkan kebiasaan yang merugikan kesehatan,” ungkap Jokowi sebagaimana dikutip laman Sekretariat Kabinet.

Terima kasih paling besar diucapkan pula Jokowi untuk pada ulama-ulama. Dukungan mereka sangat berarti bagi bangsa dan negara. Ulama-ulama itu ikut menjadi corong pemerintah dalam mensosialisasikan bahwa dari pandemi.

Presiden Jokowi berjalan bersama sejumlah ulama saat acara silaturahmi Halaqah Ulama dan Pimpinan Pondok Pesantren Jawa Barat di Istana Negara, Jakarta pada Kamis 28 Februari 2019. (Antara/Wahyu Putro A)

Ulama pula yang ikut menenangkan masyarakat untuk sementara waktu beribadah dari rumah. Semuanya tak lain untuk kemaslahatan bersama. Dukungan dari ulama itulah yang membuat nyala api umat Islam memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

“Saya menyampaikan apresiasi, penghargaan, dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para Masyayikh, para Ulama, para Kiai, dan para Habib, juga kepada para pimpinan umat agama lain yang selalu membantu dan bekerja sama dengan pemerintah, tidak henti-hentinya memanjatkan doa dan melakukan ikhtiar batin untuk keselamatan bangsa dan negara.”

“Mari kita masuki tahun baru dengan penuh harapan, dengan doa dan keyakinan Semoga Allah Swt. senantiasa memberkahi dan melindungi bangsa Indonesia, segera dibebaskan dari berbagai wabah dan marabahaya,” tutup Jokowi.