Datangnya Masakan China ke AS lewat Tangan Cecilia Chiang
Cecilia Chiang (Sumber: foundsf.org)

Bagikan:

JAKARTA - Cecilia Chiang, koki San Fransisco yang merintis jejak masakan China di Amerika Serikat baru saja meninggal di usia yang seratus tahun. Jejak Cecilia begitu menarik untuk dikenang.

Hampir genap sepekan sejak kematiannya Rabu lalu, 28 Oktober, ketika Cecilia meninggal dalam tidurnya. Ia meninggal di tengah keluarga yang menjaganya. Cecilia adalah pemilik sekaligus koki restoran "Mandarin" di San Fransisco. Lewat restoran tersebut Cecilia berhasil mengubah permainan bisnis restoran di AS.

Cecilia dikenal sebagai "Ibu Masakan China". Ia diyakini sebagai orang yang membawa makanan China asli ke Amerika Serikat (AS). Ia juga orang pertama yang menjadi koki selebriti sebelum istilah itu dipopulerkan.

"Saya akan merindukan kehangatan nenek saya yang anggun, keberaniannya, kecerdasan dan semangatnya, keingintahuannya yang tak henti-hentinya, betapa informatifnya dia, dan kemampuannya untuk menikmati hidup," kata Siena Chiang, cucu mendiang.

"Aku akan merindukan belajar dari kisah-kisahnya selama seabad, yang selalu menghibur dan sangat bijaksana," tambahnya kepada CNN. dikutip Senin, 2 November.

Cecilia bukan orang biasa. Ia lahir di dekat Shanghai dan berasal dari keluarga Tionghoa kelas atas. Suami Cecilia adalah diplomat di Jepang. Meski begitu, perjalanannya di AS bukan perkara mudah. Ia berhadapan dengan masyarakat yang sama sekali berbeda. Budaya yang begitu kuat untuk menenggelamkan "budaya Asianya."

Ia pindah ke Bay Area, AS pada tahun 1959. Ketika itu ia langsung membuka "peluang hidupnya" sendiri dengan memperkenalkan masakan China lezat yang ia sebut berbeda dengan masakan restoran China lain yang telah ada. Langkah itu sulit karena orang-orang Asia --termasuk Tionghoa kelahiran AS-- di AS saat itu bahkan tidak tahu sama sekali tentang makanan asli China.

Restorannya di Polk Street pada akhirnya berhasil jadi referensi utama masakan China asli. Bukan cuma bagi Tionghoa kelahiran AS atau orang Asia lain, namun juga bagi penduduk AS pada umumnya. Namun, tentu saja langkah itu tak mudah. Cecilia melalui banyak hal.

Mendidik lidah masyarakat AS

Restoran berkapasitas 50 kursi milik Cecilia saat itu dikembangkan pada tahun 1961. Cecilia bertekad memperkenalkan masakan China yang lezat kepada pengunjung. Daftar anggung restoran jadi bagian dari strateginya yang penting.

Ia sadar, untuk memberikan pengalaman bersantap makanan China yang luar biasa, ia harus menyesuaikan estetika. Restoran Mandarinnya kemudian berpindah ke tempat yang jauh lebih besar di Ghirardelli Square. Dan restoran itu sukses jadi pembeda dari restoran China lainnya.

"Apakah ini restoran China?" Cecilia mengatakan orang-orang bertanya padanya sepanjang waktu. Mandarin tidak menyajikan chop suey atau chow mein, dua hidangan standar di setiap restoran China di AS pada saat itu.

Hal itu disengaja oleh Cecilia. Saat datang ke AS, ia menemukan banyak masakan dari restoran China yang berada di bawah standar, dengan menu-menu ala kadar yang menyedihkan. Maka, ia memutuskan berbeda. Ia bertekad menunjukkan seperti apa makanan China sebenarnya kepada San Fransisco. Cecilia tak hanya berdagang, namun juga mendidik pengunjungnya.

Sebelum meninggal, Cecilia sempat menjalani masa pensiunnya selama 20 tahun. Ia meninggalkan karier memasaknya sebagai legenda. Cecilia masuk ke dalam budaya yang rumit dengan keasliannya. Namun, keteguhan dan kecemerlangan lidah serta otaknya membuat ia tak cuma bertahan tapi juga sukses jadi nomor satu dalam bisnis dan ketokohannya sebagai "Ibu Masakan China". "Tak ada satu pun restoran yang menandingi Mandarin," kata Cecilia di satu waktu.