Bagikan:

JAKARTA - Pada 31 Oktober 1517, Martin Luther mendekati pintu Gereja di Wittenberg, Jerman. Ia lalu memaku selembar kertas di atasnya yang berisi 95 Dalil Luther yang akan memulai Reformasi Protestan.

Mengutip History, Sabtu 31 Oktober, Martin Luther lahir di Eisleben, Jerman, pada 1483. Luther merupakan salah satu tokoh paling penting dalam sejarah Barat. Ia menghabiskan tahun-tahun awalnya dengan anonimitas sebagai cendekiawan. Setelah lulus dari sekolah hukum, Luther masuk ke biara St. Augustine di Wittenberg. Ia lalu mendalami teologi.

Dalam dalil tersebut, Luther mengutuk korupsi Gereja Katolik Roma, terutama praktik kepausan yang meminta pembayaran untuk pengampunan dosa atau yang juga disebut indulgensi. Pada saat itu, seorang biarawan Dominika bernama Johann Tetzel, ditugaskan oleh Uskup Agung Mainz dan Paus Leo X, berada di tengah-tengah kampanye penggalangan dana besar-besaran di Jerman untuk membiayai renovasi Basilika Santo Petrus di Roma. 

Meskipun Pangeran Frederick III melarang praktik pembayaran untuk penebusan dosa di Wittenberg, banyak anggota gereja tetap melakukannya. Mereka akan menunjukkan pengampunan yang telah mereka beli kepada Luther, mengklaim bahwa mereka tidak lagi harus bertobat atas dosa-dosa.

Hal tersebut tentunya membuat Luther frustrasi. Luther lalu menulis 95 Dalil Luther, yang diterjemahkan dari bahasa Latin ke dalam bahasa Jerman dan disebarkanluaskan. Salinannya dikirim ke Roma dan meyakinkan Luther untuk mengubah nadanya. Namun, pada 1521 Paus Leo X secara resmi mengucilkan Luther dari Gereja Katolik. 

Tidak gentar, Luther tetap menolak untuk menarik 95 Dalil Luther di hadapan Kaisar Romawi Suci Charles V dari Jerman. Penolakan Luther ini yang mendorong dikeluarkannya Edict of Worms, yang menyatakan bahwa Luther sebagai seorang penjahat dan sesat. Edict of Worms juga memberikan izin kepada siapa pun untuk membunuh Luther tanpa konsekuensi. 

Beruntungnya, Luther mendapat perlindungan dari Pangeran Frederick III. Luther lalu mulai mengerjakan terjemahan Alkitab dalam bahasa Jerman, sebuah tugas yang membutuhkan waktu 10 tahun untuk menyelesaikannya.

Istilah 'Protestan' pertama kali muncul pada 1529, ketika Charles V mencabut ketentuan yang memungkinkan penguasa setiap negara bagian Jerman untuk memilih apakah mereka akan memberlakukan Edict of Worms.

Sejumlah pangeran dan pendukung Luther mengeluarkan protes, menyatakan bahwa kesetiaan mereka kepada Tuhan mengalahkan kesetiaan mereka kepada kaisar. Mereka dikenal oleh lawan mereka sebagai Protestan. Lambat laun 'Protestan' berlaku bagi semua yang percaya Gereja harus direformasi, bahkan mereka yang berada di luar Jerman.

Pada saat Luther meninggal, karena sebab alamiah, pada 1546, keyakinan revolusionernya telah menjadi dasar bagi Reformasi Protestan, yang selama tiga abad berikutnya akan merevolusi peradaban Barat.