Bagikan:

JAKARTA - Gangguan panik atau panic disorder adalah jenis gangguan kecemasan yang spesifik. Anak-anak dengan gangguan panik mengalami serangan kecemasan tiba-tiba, disertai dengan perasaan takut yang intens, dan gejala fisik yang bisa terasa seperti detak jantung berdebar lebih cepat. Kadang anak akan merasa tak nyaman baik fisik maupun mental saat sedang terserang gangguan panik. 

Serangan panik juga melibatkan keinginan kuat untuk melarikan diri dari situasi tersebut. Rasa gelisah yang muncul karena takut diserang rasa panik hanya akan menimbulkan serangan-serangan gangguan lainnya. Untuk itu, anak diminta tenang saat sedang mengalami gangguan panik. 

Anak yang memiliki gangguan panik akan berusaha menghindari tempat atau kejadian di mana rasa panik dapat muncul tiba-tiba. Gangguan panik jarang terjadi pada anak usia dini, tetapi bisa menyerang saat anak berusia remaja.

Melansir Child Mind Institute, Jumat, 8 Oktober, tanda-tanda yang bisa orangtua jadikan patokan untuk melihat apakah sang anak mungkin memiliki gangguan panik meliputi:

  • Serangan cemas datang dengan gejala fisik intens, termasuk jantung berdebar kencang, nyeri dada, kesulitan bernapas, pusing, mual dan berkeringat.
  • Ketakutan tiba-tiba dan mengerikan akan kematian atau kehilangan kendali.
  • Perasaan bahwa dunia ini tidak nyata.
  • Keinginan kuat untuk melarikan diri dari manapun mereka berada.
  • Serangan kecemasan berulang yang datang dengan cepat dan mencapai titik terburuknya dalam waktu sekitar sepuluh menit.
  • Ketakutan yang intens untuk mengalami lebih banyak serangan.
  • Menghindari tempat-tempat di mana mereka pernah mengalami serangan panik di masa lalu atau tempat-tempat yang sulit untuk melarikan diri, seperti keramaian atau ruang tertutup.

Sebagai orangtua, tentu saja cemas melihat anak memiliki gangguan panik. Alih-alih ikut panik, orangtua sebagai role model harus bisa memiliki kemampuan menenangkan si kecil. Ada perawatan efektif yang tersedia untuk anak-anak dengan gangguan panik. Perawatan tersebut melibatkan kombinasi terapi dan pengobatan.

Terapi perilaku kognitif atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT) ditujukan untuk mengurangi rasa takut yang mengingatkan mereka akan situasi pemicu datangnya serangan panik. Seiring waktu, terapi ini bisa meredakan kecemasan anak.

Perawatan umum lainnya disebut exposure with response prevention. Terapi ini membantu mengurangi kecemasan secara perlahan dan hati-hati mengekspos anak pada situasi yang mengingatkan mereka akan serangan panik.

Obat yang disebut antidepresan telah terbukti berhasil mencegah serangan panik pada beberapa anak. Jika efek kurang terasa, maka obat anti-kecemasan seperti Xanax terkadang diresepkan sebagai gantinya.