JAKARTA – Pola makan yang sehat besar pengaruhnya pada kesehatan. Tidak hanya kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental.
Berdasarkan anjuran dilansir Harvard Medical School, Kamis, 2 September, koneksi antara usus dan otak bukan kesimpulan yang tanpa penelusuran ilmiah. Pun kaitan sebaliknya, aktivitas otak juga berpengaruh pada pencernaan.
Misalnya ketika mengalami sesuatu yang melukai hati dan perasaan, seseorang bisa merasakan mual, tak doyan makan, atau makan banyak. Pada situasi yang lain, mendekati ujian pernahkan merasakan kupu-kupu terbang di dalam perut?
Secara ilmiah juga terjelaskan bahwa ekspresi dan emosi bisa memengaruhi saluran pencernaan. Ketika marah, cemas, sedih, gembira, semua perasaan tersebut bisa memicu gejala tertentu di usus.
Otak memiliki efek langsung pada lambung dan usus. Contohnya ketika Anda membayangkan sebuah hidangan lezat, perut akan berbunyi tak lama setelahnya.
Koneksi antara usus dan otak berjalan dua arah. Otak yang bermasalah juga akan mengirim sinyal ke usus. Karena itu, gangguan lambung atau usus yang dialami seseorang dapat menjadi penyebab ataupun akibat dari kecemasan, stres, atau depresi.
Apabila pernah mengalami gangguan pencernaan tanpa penyebab yang jelas. Maka cobalah untuk mengenali kondisi psikologis, ketika emosi sedang condong negatif maka terjawablah muasal dari masalah pencernaan.
BACA JUGA:
Psikologi menggabungkan antara faktor fisik untuk menemukan penyebab rasa sakit dan gejala yang dialami pada usus. Faktor-faktor psikososial juga memengaruhi fisiologi usus yang sebenarnya sekaligus gejalanya. Temuannya, faktor psikologis seseorang dapat memengaruhi gerakan dan kontraksi pada saluran gastrointestinal (GI).
Banyak juga kasus yang mengalami gangguan gastrointestinal fungsional dengan rasa nyeri akut. Ini disebabkan otak mereka lebih responsive terhadap sinyal nyeri dari saluran GI. Dan stres membuat rasa sakit semakin parah.
Beberapa penelitian dengan pendekatan psikologis lebih besar pengaruhnya untuk kesembuhan dibandingkan hanya perawatan medis saja. Lantas, apakah semua gejala diare, sembelit, mulas, dan kram perut selalu berkaitan dengan stres?
Meski tidak semua masalah pencernaan berkaitan dengan pikiran atau kerja otak, tetapi menjaga pola makan, pola hidup sehat, mengelola stres, dan konsultasi ke dokter perlu dilakukan untuk kesehatan Anda.