Bagikan:

JAKARTA - Tidak peduli seberapa tinggi prestasi yang telah diraih, selalu saja muncul perasaan tidak pantas dan menganggap kesuksesan yang dicapai hanyalah kebetulan belaka. Kondisi seperti ini dikenal dengan sebutan impostor syndrome. 

Sindrom unik ini biasanya terjadi pada orang-orang ambisius dengan standar kesuksesan yang cukup tinggi. Akibatnya, mereka merasa ketakutan bila orang-orang akan menyadari bahwa ia adalah seorang penipu yang sebenarnya tidak punya kemampuan.

Melansir laman Herworld, Rabu, 4 Agustus, Gangguan mental ini ditemukan pada tahun 1978. Sebuah penelitian mengatakan bahwa setidaknya 70 persen orang pernah mengalami keadaan ini di hidup mereka. 

Beberapanya juga mengalami gejala seperti merasa tidak percaya diri, merasa ambisius, frustasi ketika harapan tidak sesuai ekspektasi, dan cenderung perfeksionis. Dapat disimpulkan, bahwa rasa ragu akan diri sendiri bisa mempengaruhi bagaimana ia menilai segala pencapaian, kompetensi, dan kemampuannya. 

Saat keraguan bertambah besar, akan sulit untuk mengembangkan citra diri yang realistis. Ketakutan akan ketidakmampuan ini bisa menimbulkan masalah mental pada pengidap imposter syndrome. Mereka mungkin rentan merasa gelisah, depresi, frustasi, kurang percaya diri dan malu. Namun, sejauh ini para ahli tidak menganggap 'sindrom penipu' sebagai kondisi kesehatan mental.

Untuk mencegah impostor syndrome semakin parah dalam diri, ada beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain,

Mau saling berbagi

Untuk memastikan seberapa mahir kemampuan, cobalah untuk berbagi ilmu dengan orang-orang di sekitar. Karena ketika Anda berbagi ilmu dengan teman atau suatu kelompok, secara perlahan Anda akan menyadari seberapa kecil atau besar kompetensi dalam bidang tersebut.

Kembali fokus pada prioritas

Orang yang mengidap impostor syndrome juga harus belajar supaya tidak terlalu terpaku pada standar tinggi atau kesempurnaan yang ia tetapkan bagi dirinya sendiri. Masih banyak hal yang perlu Anda kerjakan, alangkah lebih baiknya Anda kembali fokus pada pekerjaan atau prioritas hidup. Dengan membagi energi dan waktu yang seimbang bisa membuat Anda kembali fokus dan mengurangi rasa cemas terhadap hal yang menurut Anda kurang sempurna

Perbanyak bersyukur dan apresiasi diri

Kesuksesan memang jarang membuat para pengidap sindrom ini merasa puas. Malahan mereka cenderung cemas demi mempertahankan hal yang baru saja ia raih. Anda harus memberi ruang untuk Anda mengapresiasi diri atau setidaknya bersyukur. Tidak selamanya segala hal bisa berjalan sesuai kemauan. Banyak orang yang ingin menjadi diri Anda yang luar biasa. Dengan bersyukur dan mengapresiasi diri bisa membuat Anda semakin percaya diri.

Renungkanlah segala pencapaian selama ini. Anda sudah berusaha keras untuk mendapatkannya, maka teruslah bersyukur terhadap diri sendiri!