Bagikan:

JAKARTA - Wajar bila anak usia prasekolah takut gelap. Setelah usia 3 tahun, imajinasi anak memang berkembang dan akan mereda dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya umur.

Setelah anak usia 5 tahun ia diharapkan sudah bisa membedakan mana yang khayalan dan mana yang nyata. Bila lewat usia balita, rasa takut anak masih begitu kuat, orang tua perlu membantu anak mengatasi rasa takutnya.

Di dalam gelap atau disaat anak berada dalam kegelapan, anak akan membayangkan hal-hal yang menakutkan, semisal hantu, monster, ular naga, bahkan pencuri. Semakin berkembang daya imajinasinya, kian tinggi pula tingkat ketakutannya. Faktor yang ikut memperkuat daya imajinasi anak, diantaranya adalah nonton film, baca buku seram, atau sering ditakut-takuti. Hal ini akan membuat imajinasi anak berkembang ke arah yang negatif. Untuk Anda yang sering menakut-nakuti anak, mulai sekarang hilangkan kebiasaan itu.

Ambil tindakan nyata dalam memahami ketakutan anak yaitu dengan ikut berempati. Ajari anak bagaimana caranya berelaksasi. Entah dengan mendongeng atau malah mengajaknya bermain petak umpet dalam gelap. Saat bermain biasanya anak akan lupa pada imajinasinya yang menyeramkan. Bisa juga karena sudah terbiasa bermain dalam keadaan gelap, anak jadi tidak takut gelap lagi.

Anak-anak yang otomatis masih belajar, lewat permainan pun bisa mengurangi rasa takutnya pada kegelapan. Misalnya, ajak anak bermain dengan bayangan dari benda-benda di sekitar, boneka misalnya. Bisa jadi bayangan boneka itu sangat jelek, anak salah menebaknya, nah setelah dikeluarkan wujud boneka aslinya, anak akan tahu itu bayangan boneka. Bukan sesuatu yang menakutkan seperti yang dia pikirkan. 

Yang pasti, jangan pernah menyalahkan anak atau memarahinya apabila ia takut gelap. Bila hal itu dilakukan, yang ada anak akan makin takut. Dengan cara-cara di atas, semoga anak secara perlahan tidak akan takut gelap lagi.