JAKARTA - Manusia tidak terlahir sebagai negosiator yang hebat. Agar bisa menguasai keterampilan ini, dibutuhkan waktu, tenaga, dan usaha keras. Dan sebagai orang tua, sudah selayaknya Anda menjadi sekolah pertama anak untuk belajar berbagai skill kehidupan, termasuk keterampilan negosiasi anak.
Anda dapat menggunakan tips di bawah ini untuk bernegosiasi dengan cara yang memberikan manfaat maksimal bagi anak. Jangan kaget jika keterampilan Anda juga ikut diasah dalam prosesnya! Keteladanan peran adalah salah satu taktik terbaik untuk mengajarkan cara bernegosiasi.
Libatkan anak dalam keputusan Anda
Anak tidak akan mendapat banyak kesempatan berlatih negosiasi jika mereka tidak diberi peluang ikut serta mengambil keputusan terkait kehidupan sehari-hari. Tentu saja, ini tidak berarti setiap keputusan yang Anda buat harus dinegosiasikan. Ketahui masalah mana yang tidak dapat dinegosiasikan dan jujurlah mengenai hal itu.
Anda mungkin terkejut saat mengetahui bahwa ada lebih banyak isu yang bisa diperdebatkan daripada yang Anda sadari. Seperti berapa banyak uang yang harus mereka tabung, jatah uang saku, pembagian tugas rumah, dan batasan jam malam.
Jangan memaksakan pandangan Anda
Setelah Anda memutuskan suatu masalah dapat dinegosiasikan, coba simpan pandangan Anda sendiri dan jangan memaksa anak mengikuti pandangan Anda. Karena hal ini dapat mengarahkan anak ke arah yang berlawanan. Sebaliknya, izinkan anak membagikan proses berpikir mereka dengan lantang.
Dorong mereka mengajukan pertanyaan kepada Anda dan coba jawab dengan jujur. Sarankan untuk menulis daftar pro dan kontra terkait dengan isu yang sedang didiskusikan dan minta anak membagikan pendapat mereka tentang hasil dari pilihan tersebut.
BACA JUGA:
Kendalikan emosi
Biasanya negosiasi memicu respon “fight or run”, karena perdebatan sering kali terasa konfrontatif. Namun, stres, marah, atau frustrasi yang hebat dapat menghalangi pembicaraan jadi produktif. Sebagai orang tua dan panutan, penting mencoba mengendalikan emosi Anda dan tidak bereaksi berlebih terhadap perkataan anak. Ini juga dapat membantu mengimbangi emosi intens yang mungkin dirasakan anak.
Dilansir dari laman Mydoh, Rabu, 30 Augustus, praktikkan teknik “jujitsu negosiasi” yang melibatkan menghindari peningkatan emosi dengan menolak bereaksi. Sebaliknya, ajari anak menyalurkan reaksi tersebut ke dalam sesuatu yang lebih produktif, seperti fokus pada pandangan lawan negosiasi dan menemukan titik temu.
Dorong anak jadi pendengar aktif
Ajari anak jadi pendengar aktif dengan mencontohkannya sendiri. Saat anak remaja mengutarakan pendapatnya, jangan menyela. Anda juga bisa menetapkan aturan bahwa setiap orang akan diberi kesempatan berbicara. Para ahli negosiasi mengatakan bahwa orang akan lebih mungkin menyelesaikan suatu masalah ketika mereka semua diberi kesempatan mengungkapkan perasaan dan sudut pandang masing-masing.
Untuk memastikan anak remaja Anda mendengarkan dan sebaliknya, Anda dan anak dapat mengulangi apa yang dikatakan masing-masing. Dengan begitu, peluang terjadinya kesalahpahaman akan lebih kecil.
Seni bernegosiasi adalah keterampilan penting yang bermanfaat bagi anak dalam banyak hal. Semakin sering Anda berlatih negosiasi dengan anak, semakin besar kemungkinan mereka akan sukses bernegosiasi saat membangun hubungan dengan orang lain, membahas isu yang diminati, serta menentukan upah kerja di masa depan.