Apa Itu Gentle Parenting? Ini Sejarah, Pengertian, Hingga Manfaatnya
Ilustrasi parenting (Unsplash)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Gentle parenting jadi salah satu pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak. Cara asuh ini menekankan pada kelembutan orang tua dalam mengasuh anak. Lalu, apa itu gentle parenting sebenarnya?

Apa Itu Gentle Parenting

Secara umum, gentle parenting adalah pola asuh yang mendorong orang tua memberikan pilihan kepada anak-anak berdasarkan kemauan mereka sendiri, bukan berasal dari kemauan eksternal.

Dikutip dari The Washington Post, gagasan pola asuh gentle ini, kata Sarah Ockwell-Smith, penulis buku The Gentle Parenting Book, jadi jalan keluar dari pola asuh otoriter yang terkenal di tahun 1960-an. Pola asuh tersebut menekankan pada standar yang tinggi pada anak-anak sebagai bukti bahwa orang tua mendukung pertumbuhan mereka.

Dalam laman Very Well Family dijelaskan bahwa ada empat pokok pendekatan pola asuh ini yakni empati, rasa hormat, pengertian, dan batasan. Pola asuh ini juga fokus pada pengembangan anak sesuai dengan usia.

Gentle parenting juga fokus pada peningkatan terhadap kesadaran diri anak dan mencoba membuat mereka memahami perilaku mereka sendiri. Artinya orang tua menjadi pelatih bagi anak, bukan sebagai hakim yang menghukum.

Sebagai contoh, saat anak merasa marah dengan saudara kandungnya, orang tua akan membantu anak mengidentifikasi perasaan mereka terhadap saudara kandungnya. Orang tua bisa mengatakan, “kamu terlihat marah, dan saya mengerti mengapa kamu merasa seperti itu,” setelah itu orang tua bisa meminta anak untuk mencari hal yang mereka sukai agar bisa lebih tenang.

Perlu diketahui bahwa gentle parenting menekankan perilaku lembut sekaligus tegas. Saat anak melakukan kesalahan, orang tua yang menerapkan pola asuh ini tak akan menghukum atau bahkan sekadar berteriak. Mereka akan melakukan pendekatan dengan berbicara kepada anak secara tatap muka.

Manfaat Pola Asuh Gentle Parenting

Gentle parenting dilakukan bukan tanpa alasan. Ada beberapa manfaat yang akan dirasakan baik oleh anak maupun orang tua yakni sebagai berikut.

  1. Hubungan Anak dan Orang Tua Lebih Baik

Pola asuh ini tidak menekankan pada cara berteriak bahkan penghukuman, namun dengan hubungan tatap muka secara langsung dan berdiskusi sehingga hubungan antara anak dan orang tua akan lebih positif. Berbeda dengan pola asuh otoriter, gentle parenting juga memberikan kesan anak terhadap hubungannya dengan orang tua secara baik.

2. Menumbuhkan Empati Anak

Orang tua akan menaruh empati pada anak dalam melakukan pola asuh ini. Hal itu tentu jadi pelajaran berharga bagi anak sehingga mereka pun akan memiliki sikap tersebut.

3. Belajar Kontrol Emosi

Pola asuh ini menempatkan orang tua sebagai pelatih anak untuk mengidentifikasi perasaan mereka sehingga anak secara tidak langsung berlatih belajar mengendalikan emosi mereka. Hal tersebut berdampak baik hingga anak dewasa.

4. Memperkecil Risiko Depresi Pada Anak

Risiko depresi pada anak yang diasuh dengan metode gentle parenting akan lebih kecil dibanding anak yang diasuh dengan metode otoriter. Hal itu bisa terjadi karena anak diajak memahami kondisi dan kebutuhannya, sedangkan pola asuh otoriter berpotensi memunculkan depresi karena ada tekanan dari eksternal anak.

5. Kemampuan Memahami Kondisi Sekitar

Anak yang diasuh dengan pola asuh ini akan memiliki rasa empati yang lebih dan mampu mengontrol emosi sehingga lebih peka dan bisa memahami kondisi sekitarnya.

Itulah informasi tentang apa itu gentle parenting. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.