Industri Musik Menjerit karena Pandemi, Musisi Angkat Bicara
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Industri hiburan menjadi salah satu sektor yang terkena dampak paling kritis akibat pandemi COVID-19. Berbagai cara dilakukan untuk bertahan dalam situasi ini, baik mengadakan konser online, berjualan merchandise, dan sebagainya. Namun, empat bulan pandemi berjalan, tidak ada penanda bantuan segera datang.

Pemerintah mulai menyadari kondisi ini. Pada Selasa, 14 Juli kemarin, sejumlah musisi Tanah Air menghadiri undangan Presiden Jokowi di Istana Negara.

Che, personel Cupumanik mendapatkan kesempatan itu. Melalui akun Instagram-nya, ia menuliskan apa yang ia sampaikan kepada Jokowi, yakni soal kesulitannya sebagai musisi independen dan musisi kafe. Kurangnya pemasukan dari jadwal panggung membuatnya rugi.

Saat ini ia bertahan dari tabungan serta undangan panggung virtual yang Cupumanik terima. Cupumanik sendiri tetap produktif memproduksi lagu meski di tengah situasi seperti ini.

Tidak hanya datang, Che dan sejumlah musisi yang diundang berdiskusi tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk bertahan di tengah pandemi. Presiden pun mendengarkan pendapat para musisi dengan baik.

Dukungan pemerintah

"Undangan (pertemuan di Istana Negara) itu niat baik pemerintah agar mencari solusinya sama-sama agar roda berkesenian masih bisa berjalan. Selain menampung keluhan dari seniman, Jokowi tapi memberi pernyataan jelas kok, terutama delegasi perintah ke Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bahwa pusat harus segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah mengenai kemungkinan segera mencari formula aman untuk pertunjukan musik,"

Che Cupumanik

Menceritakan pengalamannya, Che berharap pemerintah lebih menyorot pembagian hasil dari layanan digital terhadap musisi lokal. Karena hal tersebut bisa menjadi modal bagi seorang musisi untuk menghasilkan karya yang lebih lagi.

Ia juga ingin pemerintah membuat layanan streaming musik sendiri dalam upaya mendukung karya seniman Tanah Air. Melirik negara tetangga, Thailand, mereka punya layanan musik bernama Fungjai yang berisi musik dari para musisi lokal. Tidak hanya dari segi penghasilan, musisi Thailand juga mendapat tempat di negerinya sendiri.

Jika hal ini dilakukan, kata Che, maka musisi Indonesia bisa menunjukkan kapabilitasnya secara internasional. Sangat disayangkan jika talenta seniman kita harus tergerus karena kurangnya dukungan.

Musisi ingin pekerjaan mereka kembali

Musisi independen lainnya, Pepe dari Wong Pitoe juga mengharapkan hal serupa. Pepe yang memiliki show regular dan dibatalkan kini hanya bergantung pada tabungan.

Dukungan pemerintah agar musisi bisa kembali bekerja juga diharapkan Pepe. Apalagi ia dan rekan-rekannya yang mengais rejeki dari kafe atau gig, namun tempat itu ditutup.

"Karena bukan hanya butuh sembako dan bansos saja, melainkan butuh pekerjaan kembali,"

Pepe Wong Pitoe

Pepe yang memiliki band cafe bernama The Vipers berharap musisi bisa tampil kembali seperti dulu dengan protokol kesehatan yang dijalankan. Mungkin tidak hanya Pepe, musisi lain di luar sana juga menginginkan hal yang sama.

Che dan Pepe hanya sebagian cerita yang dapat kita dengar. Ada banyak musisi yang mungkin tidak bisa menyuarakan keresahan mereka terhadap kondisi di saat pandemi.