Bagikan:

JAKARTA - Dino Hamid selaku Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) bicara soal keberhasilan Singapura dalam menghadirkan konser eksklusif Eras Tour dari Taylor Swift di Asia Tenggara.

Berkaca dari kasus Taylor Swift, Dino mengakui adanya kesulitan dari promotor musik Indonesia untuk bersaing dengan Singapura yang mendapat dukungan dana dari pemerintahnya.

“Kalau di Singapura itu kan memang tourism buat mereka all out dan all ini. Seperti informasinya, untuk Taylor Swift aja per show mereka support 3 juta dollar US, which is itu 45 miliar rupiah,” kata Dino Hamid saat ditemui di Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Maret.

“Nah, itu pastinya akan jadi good bargaining position (posisi tawar yang baik) buat promotornya, Live Nation, untuk membuat konser Taylor Swift eksklusif, se-Asia Tenggara paling nggak,” lanjutnya.

Dino juga menyebut banyak promotor musik Indonesia yang kesulitan untuk menghadirkan konser eksklusif musisi asing di Tanah Air. Pasalnya, harus ada penawaran harga yang lebih tinggi.

“Karena kalau kita mau eksklusif di sini, kita harus double rate atau triple rate,” katanya.

Bicara soal pertunjukan musik di Indonesia yang kembali bergairah pasca-pandemi, Dino menyebut harus ada perubahan yang dilakukan untuk menjadi lebih baik, terlebih ada era baru yang juga harus disesuaikan.

“Pemahaman akan dampak ekonomi secara makro dan mikro terhadap industri pertunjukan, saya rasa masih perlu di-develop. Karena seperti yang saya bilang, industri kita (pertunjukan musik) baru growth dan dapat atensinya yang luar biasa setelah pandemi, apalagi di era sekarang yang digital dan beda sama sebelum pandemi,” pungkas Dino Hamid.