Bagikan:

JAKARTA – Seorang anak akan menangkap pengetahuan lewat indra, mulai dari penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan penciuman. Dalam gaya belajar, menurut psikologi anak terbagi menjadi tiga, yaitu visual, auditori, dan kinestetik.

Untuk mengetahui gaya belajar anak, paling tepat ketika pra sekolah hingga taman kanak-kanak. Pada masa tersebut, anak bisa mengikuti metode pembelajaran serta kecenderungan prima pada gaya belajar yang mana. Lantas apa bedanya ketiga gaya belajar tersebut?

Visual atau penglihatan

Ketika memasuki fase eksplorasi dan rasa ingin tahunya semakin tinggi, anak akan menangkap dunia di luar dirinya. Bahkan perkenalan tentang anggota tubuh sudah bisa dikatakan ‘lulus’. Untuk anak yang lebih mudah menerima pengetahuan lewat gambar, foto, video disebut memiliki gaya belajar visual.

Apabila buah hati memiliki tipe belajar yang ini, ia akan mudah terganggu jika melihat hal yang mengganggu seperti ada orang lewat saat ia belajar.

Auditori atau pendengaran

Anak dengan tipe belajar auditori lebih mudah menerima informasi dari mendengar. Bisa ditandai jika ia akan merespon cepat pengetahuan lewat memperdengarkan cerita. Tetapi ia akan mudah terdistraksi belajarnya ketika mendengar suara berisik atu tidak membuatnya nyaman.

Kinestetik atau gerak

Gaya belajar kinestetik atau gerak akan lebih mudah ketika mengajarkan dengan menunjuk atau disertai gerakan yang kontekstual dengan materi pembelajaran. Anak dengan tipe belajar kinestetik, biasanya terganggu jika ada yang menyentuhnya.

Anak juga bisa memiliki gaya belajar ketiganya, tetapi cenderung lebih berpotensi pada salah satunya. Lalu, apakah gaya belajar anak bisa berubah? Apalagi sekolah yang butuh penyesuaian dengan kondisi pandemi seperti saat ini.

Gaya belajar seseorang bisa berubah seiring pengalaman yang dialami. Meskipun perubahan gaya belajar tidak bisa terjadi secara instan dan dalam waktu yang singkat.

Tetapi orang tua perlu mendampingi dan mengenali gaya belajar anak cenderung yang mana sekaligus disesuaikan dengan kondisi lingkungan.

Apabila sekolah daring terlampau susah untuk mengatur fokus anak, artinya dampingan orang tua sangat berarti untuknya. Dan mengubah gaya belajar perlu dilakukan secara konsisten.