JAKARTA – Diabetes merupakan gangguan metabolisme yang bisa merembet pada masalah kesehatan yang lebih kompleks. Diabetes didagnosa menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan 2. Pertanyaan besarnya, apakah bisa diagnose diabetes tipe 2 berubah jadi diabetes tipe 1?
Dilansir Medical News Today, Rabu, 23 Juni, bisa jadi berubahnya diabetes tipe 2 menjadi tipe 1 karena salah diagnosa. Bisa pula karena pemeriksaan pertama mendiagnosa diabetes tipe 2 tetapi juga membawa ‘bakat’ diabetes tipe 1 yang disebabkan autoimun.
Banyak orang yang memahami jika diabetes tipe 2 bisa berubah jadi tipe 1 apabila perlu memakai insulin. Tetapi sebenarnya hal tersebut merupakan mitos. Berdasarkan pendapat ahli, ada dua kemungkinan apabila diagnosis awal ialah tipe 2 dan lalu menjadi tipe 1.
Kemungkinan pertama adalah salah diagnosa sebab gejala diabetes tipe 2 dan tipe 1 sangat mirip. Maka untuk mendapatkan diagnosa yang valid diperlukan sejumlah tes selain tes gula darah harian dengan cara acak, tidak puasa, dan puasa.
Olahraga teratur bagi penderita diabetes tipe 2 cukup membantu mengobati. Tetapi bagi orang dengan diabetes tipe 1 perlu menyuntikkan insulin. Pada banyak kasus, diagnosis diabetes tipe 1 atau kadang-kadang disebut diabetes remaja diketahui saat masa kanak-kanan atau dewasa awal.
Diabetes tipe 1 merupakan gangguan autoimun. Artinya sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel beta sehat di pankreas. Sel beta sehat ini bertugas memproduksi insulin. Proses produksi insulin yang mengontrol gula darah terhalang. Maka tak heran apabila butuh support insulin tambahan.
Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat memang mengurangi potensi mengalami komplikasi dan mengontrol glukosa. Seseorang dengan diabetes tipe 1 butuh suntikan insulin hampir sepanjang hidupnya.
BACA JUGA:
Sedangkan diabetes tipe 2 didiagnosa pada orang dewasa, pada umumnya dialami mereka yang berusia 45 tahun atau lebih. Meskipun begitu, usia bukan tolak ukur pasti. Orang dengan berat badan berlebih juga berpotensi mengalami diabetes, termasuk bisa dialami masa kanak-kanak.
Nah, diabetes tipe 2 mengganggu kemampuan tubuh untuk memproduksi dan mengelola insulin. Tidak seperti diabetes tipe 1 yang diyakini dipengaruhi faktor lingkungan dan genetik, diabetes tipe 2 besar dipengaruhi gaya hidup.
Seperti tubuh malas atau kurang gerak, obesitas, dan pola hidup tidak sehat disamping minum obat pengontrol gula darah.
Faktor genetik dan lingkungan juga berperan membangun potensi mengalami diabetes tipe 2. Namun diabetes tipe 2 berhubungan lekat dengan diet dan gaya hidup.
Untuk mendiagnosis diabetes, odkter akan melakukan beberapa tes glukosa darah. Antara lain tes darah untuk memeriksa antibodi yang menyerang sel beta. Jika ditemukan antibodi pada pankreas berarti seseorang menderita diabetes tipe 1.
Berdasarkan penelusuran, 90 persen pasien dengan diabetes tipe 1 ditemukan antibodi tersebut. Tes lainnya yang membantu diagnosa adalah tes C-peptida. Tes ini mengukur berapa banyak insulin yang diproduksi pankreas. Jika hasilnya rendah, maka bisa mengindiksikan diabetes tipe 1.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan dari diabetes tipe 2 jadi diabetes tipe 1 tidak mungkin terjadi kecuali memiliki ‘bakat’ gangguan autoimun. Maka, cek diagnosa dengan beberapa tes untuk memastikan dan menemukan rekomendasi tepat untuk mengatasinya.