4 Cara Mendidik Anak agar Tidak Manja
Ilustrasi (Ramin Talebi/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Setiap orang tua pasti mengharapkan agar anaknya bisa tumbuh dengan baik, sehat, punya sifat-sifat baik, dan akan membanggakan. Orang tua juga selalu ingin memberikan segala yang terbaik untuk anak, termasuk tidak ingin membuatnya kesusahan dan ingin kehidupan anak selalu berjalan mulus dan mudah. 

Namun, jangan sampai kelewatan. Anak yang terbiasa mendapat kemudahan bisa menjadi pribadi yang manja dan kurang mau berusaha. Saat merasa kesulitan, ia akan mencari orang tuanya untuk memberikan jalan yang mudah.

Hal semacam ini malah tidak baik untuk pembentukan karakternya apalagi kalau terbawa sampai ia dewasa. Bagaimana cara mendidik anak agar tidak manja? Berikut tipsnya yang wajib dijalankan para orang tua. 

Tidak menuruti semua kemauannya

Rata-rata anak kecil punya banyak kemauan. Anda sebagai orang tua mungkin mampu menuruti apapun yang anak inginkan dan pastinya ingin bikin anak bahagia serta selalu merasa tercukupi.

Namun, penanaman kebiasaan ini sejak kecil sebenarnya kurang baik untuk masa depannya. Sebaiknya orang tua mulai mengajarkan perbedaan ingin dan butuh pada anak sejak dini. Jadi, penuhi dan cukupi segala kebutuhannya, dan bijaklah menuruti keinginan anak.

 

Memberikan penjelasan pada setiap penolakan

Setiap kali menolak keinginan anak, cobalah berikan ia penjelasan dan pengertian. Meski anak akan berujung drama, menangis, berteriak, atau marah, tahan diri untuk menenangkannya dengan mengikuti keinginannya.

Memang berat ketika ada di situasi ini, tapi jangan lengah dan tergoda dengan umpan yang diberikan anak agar orang tuanya mengalah. Ingat, semua ini demi kebaikan anak juga.

Tidak selalu membantu

Di sekolah, anak punya tugas yaitu belajar. Di rumah, berikan anak tanggung jawab, misalnya sesederhana merapikan tempat tidur dan kamar sendiri, menata buku dan perlengkapan sekolah, serta menyiapkan seragam dan keperluan sekolah sehari-hari.

Jangan selalu memberi bantuan pada hal-hal sederhana karena berpotensi membuatnya jadi malas dan tidak mau berusaha karena biasa dibantu. 

Konsisten pada peraturan

Sejak kecil, anak harus paham aturan dan konsekuensi. Jika ia berbuat kesalahan, ia harus menanggung akibatnya. Orang tua bisa membuat aturan masing-masing di rumah dan harus dijalankan oleh seluruh anggota keluarga agar anak bisa merasa dilibatkan.

Misalnya, tidak bermain ponsel saat makan malam, harus makan malam bersama setiap hari, harus bangun pagi, cuci piring setelah makan, dan sebagainya. Semua harus dijalankan secara konsisten agar anak makin paham apa itu aturan, apa itu konsekuensi, serta bagaimana caranya untuk lebih tanggung jawab.