Bagikan:

JAKARTA – Mengolah makanan tanpa santan memang ada berbagai cara, tetapi makanan bersantan tetap jadi idola. Meskipun santan mengandung lemak sehat namun bisa berubah menjadi lemak jenuh bila dimasak dengan cara yang keliru.

Apakah Anda suka menyantap rendang daging yang telah dipanaskan berkali-kali sehingga santan berubah menjadi minyak dan memendarkan gurih di lidah? Ya, cara memasak santan seperti ini memang tidak aman untuk kesehatan.

Dalam porsi yang tidak besar mungkin tidak berefek jangka panjang bagi kesehatan, tetapi perlu Anda ketahui cara mengolahnya dengan tepat agar tak menyebabkan kolesterol dalam darah melonjak signifikan.

Cara memasak santan yang sehat

Dimasak kurang dari 3 menit

Melansir Kompas, Selasa, 20 April, santan mengandung lemak baik, asam lemak, dan trigliserida yang mudah dibakar oleh tubuh. Cara memasak yang keliru bisa menyebabkan risiko naiknya kolesterol jahat dalam tubuh.

Cara tepat adalah memasak santan kurang dari 3 menit atau jangan terlalu lama dalam suhu panas. Apabila Anda memasak sayur lodeh atau kolak dengan santan, maka masukkan santan terakhir kali sebelum siap dihidangkan.

Ini dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan mengubah lemak sehat menjadi kolesterol jahat.

Jangan dipanaskan berkali-kali

Seperti yang telah diungkapkan di atas, santan yang dipanaskan terus menerus akan berubah menjadi minyak. Lapisan minyak ini berbahaya karena kandungan lemak jahat.

Itu berarti, hindari memanaskan makanan bersantan berkali-kali kecuali Anda mengonsumsinya dalam kondisi fit dan porsi kecil hingga sedang.

Hindari mencampur santan dengan makanan tinggi kolesterol

Apabila mengolah makanan dengan santan, hindari mencampurnya dengan bahan makanan lain yang tinggi kolesterol misalnya dengan jeroan dan babat. Direkomendasikan untuk memilah dan memilih bahan-bahan apa saja yang mengandung nutrisi baik.

Nah, kalau beranggapan bahwa santan membuat berat badan naik, tidak sepenuhnya salah. Seperti santan yang dimasak menjadi kolak dan ditambahkan gula banyak-banyak. Dalam kondisi puasa, mungkin dapat mengembalikan gula darah yang turun karena seharian tidak makan maupun minum.

Tetapi pada kondisi lain, seseorang butuh menakar dan menimbang seberapa banyak makanan bersantan yang nikmat tetapi tetap sehat.

Dibalik rekomendasi di atas, penelitian membuktikan bahwa sesungguhnya santan itu sehat. Dilansir Medical News Today, santan bisa menyehatkan jantung karena lemak jenuh dalam santan. Tetapi genetika seseorang berperan besar agar manfaat ini efisien bekerja.

Pada tahun 2015, studi lain membuktikan bahwa kandungan trigliserida rantai menengah pada santan dapat merangsang energi atau memproduksi panas tubuh. Efek positifnya dapat mengurangi berat badan.