JAKARTA - Menjaga asupan kalori yang tepat selama kehamilan memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan dan kesehatan janin.
Setidaknya hal ini dikatakan dokter spesialis obstetri dan ginekologi lulusan Universitas Indonesia, dr. Muhammad Fadli, Sp.OG, menjelaskan kekurangan kalori dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau mengalami hambatan pertumbuhan.
"Jika asupan kalori tidak mencukupi, kemungkinan besar bayi akan memiliki berat badan lahir yang kecil atau mengalami hambatan pertumbuhan janin," ujar dr. Fadli seperti dikutip ANTARA.
Menurut dr. Fadli, kenaikan berat badan yang ideal untuk ibu hamil dengan indeks massa tubuh (BMI) normal adalah sekitar 12-16 kilogram selama sembilan bulan kehamilan. Pada trimester pertama, ibu hamil belum memerlukan tambahan kalori, sehingga asupan kalori harian dapat tetap sama seperti sebelum kehamilan.
Namun, kebutuhan kalori meningkat pada trimester kedua, yaitu setelah usia kandungan melewati 14 minggu. Ibu hamil dianjurkan untuk menambahkan sekitar 400 kalori per hari untuk mendukung pertumbuhan janin yang optimal. Memasuki trimester ketiga, kebutuhan kalori bertambah hingga sekitar 500 kalori per hari untuk memenuhi kebutuhan perkembangan janin yang lebih intensif.
Penyesuaian penambahan kalori ini perlu disesuaikan dengan BMI ibu hamil untuk mencegah kenaikan berat badan yang berlebihan, yang juga dapat memengaruhi kesehatan ibu dan bayi.
BACA JUGA:
Selain menjaga asupan kalori, dr. Fadli menekankan pentingnya pemeriksaan ultrasonografi (USG) secara rutin untuk memantau perkembangan janin. Pemeriksaan ini meliputi estimasi berat badan janin, pengukuran kepala, lingkar perut, lingkar paha, serta kenaikan berat janin yang idealnya berkisar 1,5 ons per minggu. Gerakan aktif janin juga menjadi indikator penting dari kesehatan kandungan.
"Kita dapat mengetahui jika bayi memiliki pertumbuhan yang terhambat jika persentil pertumbuhan berada di bawah 10 persen. Sebaliknya, bayi dianggap besar jika persentil pertumbuhannya lebih dari 90 persen," jelasnya.
Dengan menggunakan USG, dokter juga dapat memantau aliran darah, jumlah cairan ketuban, serta gerakan janin. Jika janin menunjukkan gerakan yang kurang aktif, hal ini dapat menjadi tanda adanya gangguan pada plasenta, aliran darah, atau kemungkinan hipoglikemia pada bayi akibat kurangnya asupan gula.
Kehamilan yang sehat dapat ditandai dengan gerakan aktif janin serta pertumbuhan yang sesuai dengan usia kehamilan. Oleh karena itu, pemantauan rutin serta pemenuhan kebutuhan kalori yang tepat merupakan langkah esensial untuk memastikan kesejahteraan ibu dan bayi.