Eksklusif Zacky Mirza Dakwah <i>Santuy</i> di Sosial Media Sebarkan Islam Ramah bukan Marah-marah
Ustaz Zacky Mirza (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/DI)

Bagikan:

Kegiatan berdakwah bagi Ustaz di bulan Ramadan selalu lebih intens dibanding bulan-bulan lainnya. Banyak media yang meminta penceramah untuk mengisi acara yang mereka siapkan. Namun, Ramadan 2021 ini berbeda bagi Ustaz Zacky Mirza

Jebolan Universitas Al Azhar, Kairo Mesir ini lebih aktif di media sosial. Sebenarnya, Ustaz Zacky sudah dikontrak salah satu televisi swasta untuk mengisi satu progam bersama grup musik gambus Sabyan. Namun, karena kontroversi yang terjadi, acara tersebut batal. 

Bukannya mengeluh, Zacky menganggap ini kesempatan yang dikasih Allah untuk memaksimalkan dakwah di media sosial. "Dinikmati saja kesibukannya di Ramadan 2021. Kalau kegiatan diniatin untuk Lillahitaala, dapat bonusnya banyak. Dapat bonus duniawi dan ukrowi. Kalau niatnya untuk duniawi saja nggak dapat nikmat akhiratnya," ujar Ustaz Zacky saat bertandang ke kantor redaksi VOI di Gondangdia, Jakarta Pusat, 2 April.  

Ustaz Zacky lebih banyak fokus di wakaf Alquran saat ini. Untuk menyalurkannya, Ustaz Zacky berkeliling ke berbagai pelosok tanah air. "Karena dari sekian tahun saya bergerak di kegiatan sosial, baru kegiatan wakaf ini yang terasa banget feel-nya jleb. Karena kita ngajak orang berbuat kebaikan sebanyak mungkin lewat alquaran. Dan saya merasakan betul barang siapa hidupnya memuliakan Alquran maka hidupnya akan diberi banyak kemudahan oleh Allah SWT," paparnya.

Ustaz Zacky Mirza (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/DI)

Di sela kegiatan wakaf, dakwah secara virtual masih terus dilakukannya. Memilih dakwah di jalur media sosial, Ustaz Zacky merasa punya banyak kesempatan untuk menyapa anak muda.

"Alhamdulillah sekarang sudah mulai kebiasaan satu tahun berjalan setelah pandemi. Dulu saya sudah banyak berkecimpung di dunia digital. Pada akhirnya ketika tausiah, kajian, ceramah harus disampaiakn secara online saya harus banyak belajar," jelasnya.

Ternyata, dakwah online itu tak semudah saat menyampaikan ceramah langsung. "Kalau langsung kan ada feed back ya. Kita mau ngasih tauziah sedih kelihatan mimik wajahnya sedih, mau lucu kita ketawa. Kalau di online kan kita seperti ceramaah dengan dunia ghaib," paparnya. 

Dia mencontohkan saat semua peserta diperbolehkan open mic semua jadinya berisik. "Terus banyak videonya yang ditutup juga, jadi saya lebih belajar bagaimana menyampaikan kajian dengan santuy, ringan, dan tetap bisa diterima.  Kendalanya terbesar sih sinyal ya. Tapi Alhamdulillah semakin ke sini semakin paham persiapan untuk kajian online itu apa aja. Jadi nggak last minute terus kehilangan sinyal," katanya mantap. 

Ustaz Zacky Mirza (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/DI)

Anak muda, lanjutnya, saat ini sangat dekat dengan sosial media. Menurutnya, sangat penting untuk memasuki ladang dakwah di sosial media. 

"Menurut saya sekarang sudah banyak orang nggak malu posting hal-hal bersifat negatif, makanya saya selalu mengajak teman-teman untuk posting kebaikan sekecil apapun. Jadi bukan cuma kewajiban Ustad, Habaib. Seringan apapun, semudah apapun, kalau ada nilai dakwah sampaikan. Jangan malu," terangnya. 

Saat ini konten dakwah masih terpinggirkan. Banyak yang merasa berat ketika dakwah disampaikan secara langsung. Ustaz Zacky mencoba mencari celah dengan mempelajari apa yang disuka di media sosial.

"Saya pernah bikin konten baperan, bahas perkara kehidupan untuk menyentuh generani milenial. Monolog satu dua menit yang saya unggah di Instagram dan YouTube, itu dua hari naik yang nonton 150 saja. Saat yang bersamaan ada anak kecil review cupang satu jam posting yang nonton jutaan. Wah parah ini, tapi begitulah dunia digital," katanya.

Di satu titik, Zacky merasa makin konyol ketika mempelajari fenomena di sosial media. "Yang lebih gokil ini ada video orang dia dua-tiga jam nggak gerak sama sekali yang nonton jutaan. Wah ini yang gila siapa nih? Berarti untuk dunia digital kita harus tahu pangsa pasar. Kalau ceramah kajian monolog banyak guru yang sudah bikin. Saya mesti bikin yang beda," tegasnya.

Ustaz Zacky Mirza (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/DI)

Menyadari kebutuhan anak muda di sosial media, Ustaz Zacky Mirza mengubah gaya dahwahnya. "Akhirnya saya bikin dakwah yang santuy untuk menebar kesebaikan. Contoh ketika ada teman-teman UMKM minta endorse, saya oke bantuin dengan catatan apa, ada nilai dakwah yang disisipkan. Seperti endorse makanan, maka saya sisipkan pesan makan harus halalan toyiban. Sisipan inilah yang nggak boleh kita tinggal di dunia digital," katanya. 

Seperti gayung bersambut, saat ini sudah mulai banyak artis yang tak ragu menyampaikan dakwah di media sosial. Dengan cara-cara yang berbeda, Zacky merasa bahagia dan bangga melihatnya. 

"Saya rasa setiap orang punya metode yang berbeda, dan itu harus. Rosullullah kasih panduan sampaikanlah kebenaran meskipun hanya satu ayat. Sekarang ada TikTok satu menit itu juga sampaikanlah. Jangan sosmed ini ditinggalkan kita, terus saja, sampaikan dengan kebaikan supaya orang lebih dekat dengan kebaikan," katanya.

Kejadian teror yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi instrukpeksi bagi Zacky Mirza. Anak muda yang terpapar ajaran Islam yang salah harus dijadikan pelajaran. 

"Saya rasa ini harus kita luruskan jangan sampai terkesan Islam itu ekstrem, Islam itu banyak kejahatan kemanusiaan. Kita harus tunjukkan apa sejatinya Islam? Islam adalah agama yang saling mendamaikan, saling mengerti, sakling merangkul, karena seperti itulah yang disampaikan Allah SWT. Isalm itu ramah, nggak marah-marah," paparnya.

Ustaz Zacky Mirza (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/DI)

Zacky ingin orang tahu bahwa dalam Islam, ada keyakinan Allah menciptakan manusia bersuku-suku untuk saling menyempurnakan, bukan untuk membully apalagi menjahati. 

"Islam adalah rahmatan lilalamin, Islam adalah ketika kita peduli sama tetangga yang susah. Islam adalah ketika sholat kita membuahkan hati yang peka agar kita bisa memuliakan tamu. Jadi Islam bukan hanya sholat kita benar, tapi bagaimana sholat mampu membentuk pribadi kita lebih beraklaq dan beradab," katanya. 

Belajar Islam, semestinya juga mengetahui sejarah Rosulullah yang menghargai yang tidak Islam. "Jangan seolah-olah yang tidak Islam itu bukan bagian dari kita. Artinya bukan bagian dari nilai kemanusiaan. Hidup ini kan berdampingan. Ada ukuwah Islamiah, hubungan baik sesama muslim. Adalah ukuah basyariah, ini hubungan baik dengan siapapun dari agama apapun. Ini yang perlu ditegaskan. Jangan sampai konten-konten semakin liar sehingga mengesankan Islam itu agama yang keras, yang harus disebarkan dengan merugikan orang lain. Itu tidak docontohkan sama sekali oleh Rosullullah," tegasnya.

Ahmad Zacky mencontohnya bagaimana Islam diterima dengan baik jika dakwah dilakukan dengan damai. "Rosul itu dakwahnya bisa diterima karena bisa mendamaikan. Walisongo di tanah Jawa bisa diterima ajarannya sampai saat ini karena ajarannya menyejukkan. Konten-konten yang membuat framing Islam benci dengan non muslim itu salah besar," imbuhnya. 

Ustaz Zacky Mirza (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/DI)

Yang harus dihindari adalah bagaimana sosial media bisa memberikan paparan negatif kepada anak muda. Karena itu, Zacky Mirza merasa penting untuk menbanjiri konten positif sebagai penyeimbang. 

"Orang itu ketika kosong tidak ada dasar yang kuat, tidak ada pondasi yang mantep ketika belajar Islam akhirnya bergantung siapa dia yang memberikan pemahaman tentang Islam. Memandang Islam itu seperti mamakai kacamata, tergantung warnanya apa. Kalau kacamatanya merah, maka semuanya akan merah. Kalau Islam dikesankan jahat maka semuanya terkesan jahat. Kalau kacamata hijau semuanya akan hijau, kita kalau pakai kacamata hijau melihat buah yang matang pun warnanya akan hijau. Begitulah Islam, jadi pakaialah kaca yang bening. Artinya objektif sehingga yang merah tetap merah, yang hijau tetap hijau," harapnya. 

Konsep jihad, lanjutnya, tidak harus diartikan muluk-muluk bagi anak muda. "Anak muda itu ngeri kalau pemahamannya salah. Jihad itu adalah ketika membunuh orang non muslim, enggak begitu. Kita membantu orangtua di rumah dagang nasi uduk itu sudah izin. Kita belajar di sekolah, berprestasi itu juga jihad. Otak mereka disempitin bahwa pemilu, demokrasi, itu toghut itu salah, sesuatu yang harus dibantai itu salah. Itulah mengapa saya pilih dakwah santuy supaya orang merasakan kedamaian ketika dahwah, menyejukkan ketika mendengat tausiyah, tidak menjustifikasi sehingga orang merasa tenang," tegasnya.

Rosul, lanjutnya, bisa berdampingan dengan di kota Madinah dengan masyarakat Nasrasi, Majushi, makanya disebut masyarakat madani. Semua itu disepakati dalam bentuk piagam madinah. 

"Ini yang perlu orang pelajari. Kalau ngomongin Islam di Indonesia itu subhanallah. Kenapa disebut Aceh itu serambi Mekkah karena dari sana masuk Walisongo  ke Jawa. Mereka masuk tidak membumihanguskan tradisi tidak menghilangkan budaya. Mereka melihat contoh bagaaimana Rosul dakwah ketika di mekkah dan Madinag. Asimilasi itulah yang menggambarkan indahanya Islam di Indonesia. Saya sangat bangga ketika Indonesia memiliki Pancasila yang tidak dimiliki oleh negara lain," katanya. 

Bulan Ramadan harusnya menjadi masa evaluasi diri. "Kalau kita berproses membenahi diri, apalagi saat kita yakin ini ramadan terakhir kita. Ramadan kita jangan mati gaya, anak muda kids jaman now jangan ragu bikin konten kreatif. Biar bisa masuk ke komunitas yang lain. Karena kalau kita ke masjid, orangnya sudah jelas mereka yang mau beribadah. Bagaimana dakwah ini bisa sampai ke dunia lain, dunia orang yang masih alergi sama dunia dakwah kita. Kalau kita bergaul, bersahabat, masuk dari hobi kesukaan, masak iya kalau sudah jadi sahabat nggak mau dengerin nasihatnya," pungkas Zacky Mirza