YOGYAKARTA – Ketika hubungan dengan orang yang disayangi berakhir, seringnya harus merasakan hati yang patah. Merasakan hal tersebut, kerap dialami dengan kondisi yang mudah lelah, nafsu makan berubah, enggak bisa tidur atau maunya tidur terus, enggak minat beraktivitas yang biasanya disukai, hingga kecemasan meningkat. Gejala fisik seperti detak jantung tidak teratur, nyeri dada, hingga sesak napas mungkin juga dirasakan ketika patah hati.
Dalam menyembuhkan patah hati, seseorang perlu belajar tentang keinginan dan kebutuhan. Sehingga dengan begitu lebih terampil mengatasi masalah secara sehat, baik untuk kesehatan mental dan fisik. Supaya enggak semakin sesak dan berlama-lama dalam keterpurukan, berikut hal yang perlu dihindari ketika menyembuhkan patah hati.
1. Jangan biarkan emosi yang menguasai
Penting untuk tidak memandang akhir dari suatu hubungan sebagai kegagalan. Sebaliknya, anggaplah sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Tak masalah itu hubungan pertama atau pernah memiliki hubungan sebelumnya. Karena setiap orang baik yang berusia 15 atau 50 tahun, berkesempatan mengenal diri lebih baik dan mengupayakan terampil dalam mengelola hubungan.
Hal yang perlu dihindari saat menyembuhkan patah hati, hindari emosi yang menguasai. Kalau menyimpan dendam, periksa kembali karena ini yang mungkin membuat Anda tambah mudah lelah. Perlu dipahami, menyimpah dendam tak membuat patah hati sembuh justru memperlambat move on.
2. Jangan terjebak masa lalu
Melihat kembali kehidupan dan mengingat-ingat masa lalu, cenderung kita lakukan. Ini sebenarnya efek dari restrospeksi untuk menolak melihat masalah dan hanya fokus memeriksa bagian-bagian yang baik. Nah, saat kenangan masa lalu tentang hubungan yang usai berputar di kepala atau tergerak mengintip media sosial sang mantan, ini dapat memperlambat proses penyembuhan. Jadi, meski sulit cobalah untuk tidak kehiangan perspektif. Bahwa tidak sepenuhnya hubungan yang usai itu buruk tetapi tidak juga sempurna.
3. Jangan menyangkal kebutuhan diri sendiri
Ketika kebutuhan tak terpenuhi, jujur menjadi proses yang menyakitkan. Ini kenapa banyak orang sering menyangkal fakta dan mengabaikan begitu saja kebutuhan apa yang harusnya dipenuhi. Melansir VeryWellMind, Jumat, 20 Desember, berpura-pura tidak memiliki kebutuhan akan membuat seseorang tidak tumbuh. Baik itu dalam hubungan dengan orang lain maupun dengan diri sendiri. Jadi, cobalah mengenali kebutuhan diri dengan lebih jujur setidaknya pada diri sendiri.
BACA JUGA:
4. Jangan terburu-buru minta balikan atau rebound
Saat patah hati, Anda mungkin terdorong untuk minta balikan. Tetapi dalam kondisi patah hati yang belum tuntas, tidak akan memperbaiki hati yang patah. Cobalah luangkan waktu untuk renungkan kembali hubungan yang telah berakhir. Evaluasi pola hubungan yang keliru sehingga tidak terulang lagi.
5. Jangan terburu-buru menjalin hubungan dengan pasangan baru
Membuka hati kembali pada orang baru, tentu saja itu perlu. Ini menandai bahwa Anda percaya akan menemukan cinta dalam hubungan dengan pasangan yang baru. Tetapi, jangan terburu-buru. Penting untuk tetap menjalin hubungan positif dengan orang lain. Penting juga menemukan kelompok atau komunitas yang membuat Anda merasa nyaman dan aman menjadi diri sendiri.
Setelah memahami hal yang perlu dihindri saa menyembuhkan patah hati, penting untuk diingat, bahwa patah hati membutuhkan proses untuk menjadi lebih baik. Dalam prosesnya, ketahui dan kenali betul bagaimana perasaan dan pikiran Anda. Terbukalah dengan pengetahuan dan pengalaman baru terutama yang dapat mendukung hubungan di masa mendatang. Terakhir, apabila sulit untuk menyembuhkan patah hati sendirian, Anda bisa mempertimbangkan bantuan dari orang terdekat atau konseling dan terapi profesional.