YOGYAKARTA – Tak ada yang menyukai perilaku buruk ini, perselingkuhan. Bagi pasangan yang berkomitmen, selingkuh dapat memengaruhi hubungan begitu besar. Baik dalam aspek kedekatan emosional, kepercayaan, hingga psikologis pasangan yang diselingkuhi.
Menurut psikolog Nandita Rambhina melansir Bonobology, Jumat, 30 September, perselingkuhan dalam hubungan membangun rasa patah hati dan masalah kepercayaan yang serius. Intensitas rasa sakit tergantung seberapa jauh pasangan melakukan perselingkuhan. Tetapi setiap perilaku negatif ini, berdampak negatif.
Dampak awal dan jangka panjang dari selingkuh dalam suatu hubungan sangat berbeda. Dalam hubungan monogami yang berkomitmen, reaksi awal selingkuh adalah bahwa orang lain akan merasa sangat terluka. Ini dapat diterjemahkan dalam bentuk kesedihan, kesal, atau kemarahan yang ekstrem.
Dampak jangka panjang dari selingkuh, akan menghasilkan keraguan diri dan kecemasan yang lebih parah. Tidak hanya memengaruhi masa kini, rasa tidak aman setelah dikhianati juga memengaruhi hubungan di masa mendatang. Secara mendetail, berikut dampak buruk dari perselingkuhan.
1. Kepercayaan dalam hubungan menipis
Dampak selingkuh dapat menguras kepercayaan seseorang pada cinta, dan pada pasangannya. Seseorang yang diselingkuhi, mungkin tak dapat memercayai satu kata pun yang keluar dari pasangannya. Bahkan keraguan pada pasangannya dapat menguras energi. Menurut Nandita, kedua orang yang berpasangan yang tersangkut masalah perselingkuhan, perlu effort besar untuk membangun kembali kepercayaan.
2. Pertengkaran kerap tak terhindarkan
Pasangan yang dikhianati akan membawa beban kemarahan yang besar, kebencian juga menggunung dalam hati mereka. Ledakan emosi mungkin akan terus datang, baik pada titik disengaja atau tidak. Tidak ada cara lain untuk merilis beban, kecuali dengan berteriak ataupun menangis kepada pasangannya yang melukai. Ini merupakan dampak dari perselingkuhan yang paling tak bisa dihindari.
Ahli merekomendasikan untuk mendapatkan ketenangan. Baik dalam pikiran maupun perasaan. Saran lain juga mengambil waktu istirahat untuk menenangkan saraf dan berbicara berdua dengan cara yang lebih dewasa.
3. Harga diri rendah dan menyalahkan diri sendiri
Melansir Psychology Today, dalam penelitian ilmiah mencatat delapan alasan seseorang untuk berselingkuh. Termasuk rasa cinta yang memudar, cari variasi, merasa ada yang kurang, situasi yang mendukung, meningkatkan self-esteem, menyimpan rasa marah, enggak memegang komitmen, atau karena hasrat seksual. Dari kedelapan alasan tersebut, dampaknya buruk bagi pasangannya yang diselingkuhi, meskipun sulit ditelusuri apa yang membuat seseorang memutuskan selingkuh.
Alasan-alasan di atas membangun perspektif buruk bagi pasangan yang diselingkuhi. Mereka akan merasa harga dirinya turun dan kerap menyalahkan diri sendiri.
4. Memengaruhi hubungan masa depan
Nandita mengatakan, tidak dapat disangkal bahwa diselingkuhi memengaruhi hubungan di masa depan. Orang yang ditipu mengalami banyak trauma psikologis. Mereka jadi sangat berhati-hati, memeriksa dan memeriksa lagi apakah pasangannya berbohong atau tidak. Rasa curiga juga pada akhirnya tidak membuat hubungan menjadi lebih sehat.
BACA JUGA:
5. Balas dendam sebagai ancaman
Menurut ahli, menipu para penipu kerap dilakukan untuk mendapatkan obat atas rasa sakit yang dialaminya. Dampak negatif ini, bisa merembet dan memicu pasangan yang diselingkuhi menyusun serangan balas dendam. Akhirnya, persoalan menjadi rumit dan mengundang lebih banyak perselisihan.
Untuk memutus bola salju yang semakin membesar dari kasus perselingkuhan, perlu kedewasaan emosional. Penyelesaian perlu dibicarakan berdua. Dampak negatif perselingkuhan bisa diselesaikan dengan bantuan orang terdekat atau profesional karena terkait dengan kondisi psikologis.