YOGYAKARTA – Hubungan romantis berakhir tanpa kejelasan, atau kena ghosting, cenderung membuat seseorang sulit move on. Itu membuat seseorang terkungkung pada pengalaman buruk dan sulit membuka diri untuk kisah cinta baru.
Sebuah survei yang dilakukan terhadap 5.000 partisipan oleh Forbes Health, sebanyak 76 persen partisipan pernah melakukan dan kena ghosting saat berkencan. Ini menandai bahwa fenomena “menghilang” tanpa keputusan jelas sering dialami. Jika hal itu terjadi, mungkin sulit untuk mendorong seseorang move on. Menurut psikolog klinis Roxy Zarrabi, Psy.D., berikut kenapa alasannya.
1. Mandek karena bingung tak punya jawaban
Setelah kena ghosting, seseorang tak tahu pasti alasan kenapa orang yang buatnya berarti meninggalkannya tanpa kabar. Ini membuatnya bertanya-tanya bahkan selalu cemas dan membuat skenario buruk dalam kepalanya. Jelas Zarrabi dilansir Psychology Today, Kamis, 22 Februari, otak dirancang mendamba kepastian. Tujuannya melindungi dari potensi bahaya. Dalam hal ghosting, kepastian tak didapat dan membuat mandek karena bingung tak punya jawaban kenapa ditinggalkan.
2. Memandang negatif diri sendiri
Seorang ‘korban’ ghosting, akan merasakan lukanya semakin perih. Ini juga membuatnya memandang diri negatif. Bagi mereka yang pernah mengalami pengabaian, pengkhianatan, dan kehilangan terkait pengasuhan atau hubungan romantis sebelumnya, cenderung hidup dalam kesedihan masa lalu. Ini juga membangun keyakinan bahwa mereka tidak layak dicintai.
3. Menyalahkan diri sendiri
Karena tidak memiliki jawaban atau kendali atas situasi ghosting yang mereka alami, seseorang mungkin akan fokus menyalahkan diri sendiri. Cara ini sebenarnya dianggap ‘pelarian’ karena mereka harus mendapatkan jawaban siapa yang salah.
BACA JUGA:
4. Meragukan diri sendiri
Kena ghosting mendorong seseorang untuk sulit membuka hubungan baru lagi. Ini karena mereka takut mengalami hal buruk lagi dalam hubungan atau meragukan diri sendiri. Kebermaknaan diri juga menipis, karena pengalaman kena ghosting membuat bertanya-tanya apakah orang lain mempedulikannya sehingga mungkin tidak mengakhiri hubungan tanpa penjelasan.
5. Merasakan sakit yang lebih dalam
Rasa sakit emosional sering diakibatkan kena ghosting. Rasa sakit tersebut kurang disadari, sebab ghosting adalah salah satu bentuk penolakan sosial. Penelitian menunjukkan, ketika seseorang merasa ditolak, reseptor rasa sakit di otak akan menyala pada area sama di mana mereka merasakan sakit fisik. Inilah sebabnya mengapa mereka yang mengalami patah hati melaporkan merasakan sakit fisik.
Di atas alasan kenapa kena ghosting cukup menyakitkan. Bahkan membuat seseorang terbelenggu pada pengalaman masa lalu yang buruk terkait hubungan romantis.