4 Pelajaran Hidup yang Bisa Dipetik saat Jadi Korban <i>Ghosting</i>
Ilustrasi (Rodnae Production/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Perilaku ghosting dalam sebuah hubungan sempat jadi salah satu perbincangan hangat pada tahun ini. Sebuah fenomena ketika pasangan mendadak hilang dari kehidupan dan apapun jalur komunikasinya, Anda tidak bisa menghubunginya. Mungkin terjadi dalam pertemanan atau saat jalani pendekatan, tetapi lebih umum terjadi ketika keduanya tengah menjalani hubungan romantis.

Ketika Anda menjadi salah satu korban ghosting pasangan, rasa sakit hati (atau mungkin menyalahkan diri sendiri) akan muncul dan beradu dalam hati serta pikiran. Padahal, bukan Anda yang seharusnya mengurung diri karena merasa tidak pantas untuk dicintai, itulah alasannya Anda perlu mengingat empat hal ini ketika Anda jadi korban ghosting-nya.

Jika dia tidak ingin bersama, dia bukanlah orang yang tepat untuk Anda

Kalimat ini terdengar klise tetapi Anda perlu mengingatnya agar tidak larut dalam pertanyaan atau kemungkinan dia yang pergi adalah orang yang tepat bagi Anda. Sebab, jika dia orang yang tepat, dia tidak akan menghilang tanpa kabar atau penjelasan. Orang yang tepat, akan selalu bersama Anda.

Menemukan cinta sejati tidaklah mudah

Mungkin film membuat pencarian cinta terkesan mudah. Pasangan yang menjalin hubungan sejak duduk di bangku sekolah atau kuliah mungkin terkesan mudah temukan cinta. Namun, bagi sebagian besar orang, menemukan cinta sejati butuh proses panjang dan tidak selalu mudah.

Jangan bandingkan pencarian Anda dengan orang lain yang temukan cinta sejati mereka lebih cepat. Kalian menjalani dua perjalanan yang berbeda dalam hidup, termasuk pencarian cinta sejati.

Tidak ada salahnya untuk merasa kecewa

Hal yang Anda perlu ingat ketika menjadi korban ghosting adalah Anda berhak merasa kecewa. Bukan perasaan menyenangkan, kehilangan seseorang yang Anda kira akan bersama selamanya, tetapi mendadak hilang tanpa sebab. Jadi, Anda ingin menyelami rasa kecewa, sedih, atau mungkin marah, lakukan saja.

Bukan Anda yang harus merasa malu

Dia menghilang, dia si pelaku ghosting yang seharusnya merasa malu. Sebab, dia tidak mengakhiri hubungan kalian dengan hormat, tanpa memberi kepastian atau kejelasan atas perasaannya pada Anda. Anda tidak melakukan kesalahan apapun.