Bagikan:

JAKARTA - Taskya Namya kembali bermain dalam film horor yang berdasarkan kisah nyata berjudul Lembayung yang menjadi karya debut dari Baim Wong. Dalam film ini, Taskya dipercaya untuk memerankan karakter Pika seorang mahasiswi yang sedang menjalankan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di sebuah klinik bernama Lembayung.

Uniknya, untuk memainkan peran Pika ini, Taskya tidak diberikan kesempatan untuk bertemu langsung dengan sosok asliakarakter Pika yang ia mainkan. Namun bagi Taskya hal ini malah memudahkannya untuk mengeksplorasi aktingnya.

“Aku sih ngerasa jadi lebih bebas ya maksudnya aku cuma yang terpenting di seorang Taskya untuk mengetahui Pika itu cuma rasanya sama kejadian apa yang dia alamin gitu. Selebihnya biar aku yang menciptakan Pika dari diriku sendiri gitu. Karena kita kan harus menjaga beberapa privacy dari Pikanya, Arumnya dan lain-lain gitu,” kata Taskya Namya dalam wawancara eksklusif di kantor VOI, Tanah Abang, Jakarta Pusat. 

Taskya Namya (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Oleh karena itu, Taskya mengaku menjadi lebih memfokuskan dirinya untuk merasakan pengalaman dan perasaan yang dialami oleh Pika ketika berada disituasi yang membuatnya trauma.

“Jadi aku memang mengutamakan rasanya dan pengalaman-pengalamannya aja yang aku tanamkan di diri aku. Jadi ya udah abis dari situ aku baru ngulik-ngulik nanya-nanya diskusi,” beber Taskya Namya.

Selain tidak bertemu dengan sosok asli Pika ini, Taskya juga secara tidak sengaja sudah melakukan riset lebih dulu sebelum menjalani proses syuting film Lembayung ini dengan melakukan pemeriksaan ke dokter gigi.

Taskya Namya (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Dalam momen ini ia mengaku memanfaatkan waktu yang ada untuk melihat secara detail terkait gerak-gerik dari mahasiswi PKL di poli gigi hingga benda-benda yang biasanya digunakan oleh dokter spesialis gigi.

“Tanpa disengaja memang aku beberapa waktu sebelum reading aku memang mau bersihin karang gigi gitu ke dokter gigi. Jadi aku lumayan memperhatikan detail-detail walaupun sebenarnya banyak juga karakter Pika yang gak ada di situasi di poli giginya gitu. Tapi aku bisa tau kayak barang-barang apa aja. Yang penting kan kita gak asing sama barang-barang benda-benda itu gitu,” tutur Taskya Namya.

Untuk riset sendiri Taskya juga banyak dibantu oleh teman-teman dan juga keluarganya yang memang bekerja di bidang tersebut sehingga bisa mendalami karakternya dengan lebih baik.

“Terus aku juga nanya temanku tentang klinik. Ada ruangan yang nanti ada di film gitu sebuah ruangan. Nah itu aku juga nanya detailnya ini tuh ruang apa? Bisa ada di klinik atau tidak dan lain-lain gitu,” tambahnya.

Film Horor Mengubah Jati Diri 

Taskya Namya (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Meski sering bermain dalam film horor, Taskya Namya mengaku kalau sebenarnya ia seorang penakut. Ia menuturkan kalau ia memiliki dua ketakutan yaitu takut akan ruangan sempit dan gelap, tak heran kalau setiap ada perpindahan di lokasi syuting ia harus memastikan akan selalu didampingi.

“Kayak aku inget banget. Setiap apapun adegan misalkan aku dari ruangan sini ke ruangan sini. Itu jalan gitu, aku harus tuh ada yang ngejagain disana dan disini. Jadi harus di dua tempat itu harus ada yang ngejagain aku. Untuk kayak woy gue tau wujudnya ada manusia gitu. Jadi aku kadang suka teriak. Ada yang nungguin gak? Kalau gak ada yang nungguin gak mau ngegerak dulu gitu. Karena aku memang sepenakut itu gitu. Dan aku gak bisa ruangan sempit, ruangan gelap. Itu aku sebenernya gak bisa gitu. Kecuali tidur doang aku baru bisa,” cerita Taskya Namya.

Rasa takut ini bukan malah dijadikan halangan bagi pemain film Di Ambang Kematian ini, ia malah mengambil keuntungan dari rasa takut yang ia rasakan untuk nantinya bisa ditularkan kepada penonton karyanya.

“Terus aku merasa ada keuntungan ketika aku tetap jadi penakut gitu. Berarti aku tetap kayak kalau gue melihat setan gue harus ngapain ya gitu. Kalau aku udah mati rasa tentang hantu jadinya bingung aku nanti. Makanya tapi ya balik lagi. Tapi itu mungkin ya mengurangi aku ketika aku nonton film horor. Jadinya lebih kayak sorry gue berani gitu. Itu sih,” imbuhnya.

Taskya Namya (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Namun bagi wanita berusia 30 tahun ini, bermain di film horor cukup merubah sudut pandangan terhadap film horor. Kini, Taskya memuturkan kalau ia tidak lagi takut untuk menonton film horor setelah beberapa kali terlibat dalam proyek horor.

“Terus kalau mungkin yang tadinya merubahku di film horor. Perubahan aku ketika aku main film horor. Adalah ketika aku menonton sebuah film horror. Aku tidak bisa jadi sepenakut itu. Karena aku udah tau itu film gitu,” ujar Taskya Namya.

“Tapi jadinya aku lebih ngulik kisah lainnya di sebuah film horror gitu. Misalkan dramanya apa ya? Konfliknya apa ya? Kenapa hantunya muncul? Kenapa kejadian ini bisa terjadi? Gitu-gitu tuh aku malah lebih ngulik disitu. Kayak wah dramanya kena. Bahkan aku bisa nangis sama film horror gitu. Jadi mungkin itu yang menurutku serunya di horror karena paket lengkap aja,” bebernya.

Hal ini yang akhirnya membuat Taskya sangat mengapresiasi para aktor yang terlibat dalam film horor karena baginya bukan menjadi perkara mudah untuk bermain di film horor di mana harus ada ketepatan waktu hingga stamina yang harus dikeluarkan.

Taskya Namya (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

“Horror tuh sesusah itu by timing, stamina gitu. Jadi aku sangat menghargai memang orang-orang yang main di film horor. Dan aku juga pas ketika terjun aku merasa kayak gila ya. Semua ketakutan gue tuh di jadiin satu di film horor. Maksudnya kayak aku paling takut teriak. Karena aku ngerasa suara aku berat banget. Jadi aku nggak bisa teriak,” lanjutnya.

Oleh karena itu, ia tidak pernah masalah kalau diajak bermain dalam film horor selama karakter yang ia mainkan berbeda dan memberikan ia pengalaman baru saat bermain dalam film tersebut.

“Ketika bermain horror aku merasa mungkin orang pasti dia lagi, dia lagi, dia lagi. Tapi yang menyenangkan buat aku ketika aku main semua karakternya itu beda. Jadi aku harus ngulik lagi kayak misalkan Pika. Aku belum pernah dapet yang kayak Pika. Pake jilbab, pake hijab gitu. Terus kayak persahabatan aku malah jarang. Dapat horror tapi persahabatan itu juga aku jarang gitu,” katanya.

“Jadi menurutku sangat menyenangkan ketika aku mendapatkan karakter-karakter yang berbeda-beda di horror. Karena jujur aku beberapa kali kan selalu ditanya. ‘Kia main film apa?’, ‘Horor’. Aduh Ki lo gak bosen. Lama-lama tuh dari yang kayak oke, oke. Lama-lama kayak kalian tuh gak tau ya horror tuh sesusah itu loh gitu,” tutup Taskya Namya.