Bagikan:

JAKARTA - Kecap sangat identik dengan kedelai sebagai bahan baku utama. Sayangnya, masih ada beberapa orang yang memiliki alergi gluten dan kedelai sehingga tidak bisa menikmati kecap.

Menanggapi hal tersebut, Pura Kecap Manis menawarkan solusi alami dan sehat untuk keluarga Indonesia agar semakin peduli dengan asupan makanan yang bebas dari bahan berisiko. Kecap manis ini tidak mengandung kedelai, menjadikannya aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan, termasuk mereka yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap kedelai dan gluten. 

“Pura Kecap Manis adalah inovasi yang telah kami persiapkan dengan matang untuk menjawab kebutuhan konsumen yang menginginkan produk yang lebih sehat tanpa mengorbankan rasa," ujar Chief Marketing Officer dari Pura, Monica Liando dalam jumpa media secara virtual, Jumat, 6 September. 

“Kami percaya produk ini akan menjadi pilihan utama keluarga Indonesia yang peduli dengan kesehatan,” lanjutnya. 

Kecap tersebut menawarkan rasa manis yang otentik dengan kandungan gula dan kalori yang lebih rendah dibandingkan kecap manis konvensional. Kandungan gulanya sepenuhnya berasal dari gula kelapa alami, bukan gula buatan, sehingga memberikan rasa manis yang lebih sehat dan alami.

Erwin Setiawan, S.T,P dari Anak Pangan Indonesia menyebut produk ini sejalan dengan upaya mencegah diabetes pada anak dengan memilih real food. 

"Makanan ultra proses atau Ultra Processed Food (UPF) menghasilkan kalori ekstra dan berat badan meningkat. Hal ini disebabkan kepadatan kalori, rendah serat, tinggi lemak, gula, dan garam. Diet olahan ultra proses yang dikonsumsi secara signfikan lebih banyak sekitar 500 kalori per hari," kata Erwin.

Untuk itu dia menyarankan agar mengonsumsi real food. Menurutnya, Indonesia sangat kaya akan bahan pangan. "Real food, di Indonesia, sumbernya banyak termasuk umbi, daging, sayur, biji, ini adalah sumber pangan lokal, kita tidak kekurangan bahan pangan real food, jadi tidak ada alasan bagi kita memilih UPF," kata Erwin Setiawan.

Dia juga mengemukakan, setiap hari manusia bertemu dengan produk makanan yang mengalami UPF. Makanan ini sudah diubah dari bentuk aslinya, misalnya jus semangka atau nanas, diambil sarinya jadi konstentrat, kemudian juga snek sayuran. "Meski sayuran, itu tetap UPF karena di beberapa mengandung pewarna, pemanis, pengemulsi, dan pengawet sehingga menimbulkan ketergantungan dan ketagihan," tegasnya.

Industri makanan harus disadari itu adalah bisnis. "Meski demikian mereka juga harus menerapkan food protection: food safety dan food fraud, food perspective: nutrition values, thruthful labeling, preferred taste, consistency, dan comformity: food regulation dan juga standar."

Kemudian untuk mengurangi konsumsi gula pada anak, dia menyarankan untuk memperhatikan sarapan. Banyak anak-anak sarapan menyediakan sarapan yang kurang benar. "Ada yang menyiapkan sereal, roti dan susu, tetapi sebenarnya itu adalah gula gurih dan gula asin, itu yang kemudian membuat anak mengonsumsi gula dobel," katanya. 

Masih terkait diabetes, dr. Shane Tuty Cornish, CBS, IBCLC Medical Educator mengemukakan cara mencegah diabetes bisa dilakukan dengan menjaga berat badan ideal. "Jika berat badan berleih upayakan unttuk menguranginya sekitar 5-10 persen dengan diet kalori dan rendah lemak, perbanyak makan buah dan sayur, kurangi minuman manis dan bersoda, aktif berolahraga selama setidaknya 30 menit dalam sehari, dan batasi penggunaan gadget," kata dr. Shane Tuty Cornish, CBS, IBCLC Medical Educator dalam Pura 7th Anniversary Special Webinar.

Anak di atas dua tahun boleh diberi makanan ringan seperti bubur kacang hijau, buah, jajanan pasar, tetapi sebisa mungkin hindari makanan ringan yang mengandung gula tinggi. 

Anak sehat adalah cerminan orangtuanya, sebagai orangtua harus memberikan contoh yang baik. "Yuk kita ubah dengan rutin olahraga, bergerak, dan makan makanan yang sehat." katanya. 

Sebab komplikasi diabetes pada anak adalah retinopati diabetik, glaukoma, katarak, kerusakan saraf, penyakit pembuluh darah yakni serangan jantung dan stroke, penyakit gusi, kerusakan gigi, infeksi dan masih banyak lagi.