Bagikan:

JAKARTA - Rumah produksi Imajinari akan segera merilis film yang mengangkat cerita keluarga Indonesia Timur berjudul Kaka Boss yang disutradarai oleh Arie Kriting.

Diakui oleh Ernest bahwa film ini memang sangat kental dengan budaya Indonesia Timur namun ia yakini kalau film ini nantinya akan tetap bisa dipahami oleh semua penonton yang bukan dari Indonesia Timur.

Ada dua hal alasan ia mengatakan hal itu. Yang pertama terkait cerita yang dibangun ialah cerita keluarga hubungan ayah dan anak yang dialami oleh semua orang.

"Sekali lagi kayak tadi aku bilang, kita suku apapun, namanya konflik keluarga, bapak sama anak, pasti nggak jauh-jauh lah, dinamika di dalam keluarganya mau sejauh apa sih gitu," kata Ernest Prakasa di kawasan Ampera, Jakarta Selatan, Senin, 19 Agustus.

"Kita sama-sama orang Indonesia, orang Indonesia tuh guyup, familial, komunal, jadi pasti mirip-mirip gitu. Jadi poin pertamanya itu, mau suku apapun, gimana cara membangun esensi konflik yang manusiawi," tambahnya.

Yang kedua ialah bahasa yang digunakan dalam film ini tidak sepenuhnya bahasa Indonesia Timur. Sehingga meski ada selentingan bahasa Timur, penonton masih bisa memahami dialog yang dimaksud.

"Kedua adalah, bagaimana menggunakan bahasa, mengukur kadar otentisitas bahasanya. Artinya, mau itu ngeri-ngeri sedap, Kaka Boss kita menggunakan bahasa, sebenarnya bahasa Indonesia. Kalaupun ada bahasa daerah, itu sangat lebih seperti jatohnya, aksentuasi aja tipis-tipis gitu, supaya terasa otentik," jelas Ernest Prakasa.

"Karena kalau kita pakai bahasanya, bahasa full, bahasa suku tersebut, aku rasa akan mengalienasi orang yang dari luar suguh tersebut. Jadi kita nggak takut untuk bikin drama atau film secara umum yang sangat berdasarkan pada suku tertentu. Tapi pada saat kita delivery naskahnya," tandasnya.